Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/12/2021, 09:20 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber WebMD

KOMPAS.com - Rokok elektrik atau vape banyak dipilih perokok karena diyakini mampu mengatasi kecanduan mengisap rokok tembakau.

Tidak hanya itu, beragamnya rasa dan bentuk yang ditawarkan juga membuat vape semakin populer di kalangan anak muda.

Meski diyakini punya risiko kesehatan lebih rendah daripada rokok tembakau, ternyata rokok elektrik dapat meningkatkan risiko impotensi dua kali lipat.

Temuan ini terungkap dalam studi terbaru yang dipublikasikan di the American Journal of Preventive Medicine baru-baru ini.

Para peneliti yang melakukan pelacakan risiko disfungsi ereksi di antara hampir 25.000 pria berusia 20 tahun ke atas, menemukan bahwa pengguna vape beresiko dobel mengalami impotensi. Hal itu ditemukan pada pria tanpa riwayat penyakit jantung atau masalah kesehatan lainnya yang biasanya terkait dengan impotensi.

Baca juga: 2 Penyebab Disfungsi Ereksi, Pria Perlu Tahu

"Setiap produk tembakau atau nikotin tidak bebas risiko, terutama bagi mereka yang tertarik untuk mulai menggunakannya," ujar salah satu penulis studi, Dr. Omar El Shahawy.

Paparan kadar nikotin yang tinggi dalam produk tembakau secara konsisten dapat mengganggu fungsi ereksi normal.

"Beberapa vape memiliki konsentrasi nikotin yang sangat tinggi, terutama saat menggunakan rokok elektrik generasi baru yang mengandung tinggi nikotin. Ini membuat kami meneliti kemungkinan hubungan antara penggunaan rokok elektrik dan disfungsi ereksi," ungkap Lektor di New York University's Grossman School of Medicine ini.

Untuk mengetahui lebih jauh risiko disfungsi ereksi akibat rokok elektrik, para peneliti menyaring data soal pengguna vape.

Tim fokus pada dua kelompok, yang pertama mencakup hampir 14.000 pria berusia 20 tahun ke atas, beberapa di antaranya memiliki riwayat penyakit jantung.

Tim kedua mencakup sekitar 11.000 pria berusia antara 20 dan 65 tahun, yang tidak memiliki diagnosis penyakit jantung sebelumnya.

Baca juga: Awalnya Dikira Covid-19, Ternyata Paru-paru Gadis Ini Rusak karena Vaping

Studi menyimpulkan, penggunaan rokok elektrik di kedua kelompok itu punya risiko disfungsi ereksi dua kali lipat, dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah menggunakan rokok elektrik.

Kadar nikotin tinggi

Walaupun rokok tembaku sudah lama dikaitkan dengan risiko impotensi yang lebih tinggi, El Shahawy mengatakan risiko yang lebih tinggi justru ada di pengguna rokok elektrik.

"Bagian yang mengejutkan adalah bahwa temuan itu konsisten dalam semua jenis evaluasi yang kami lakukan, bahkan ketika kami mengecualikan orang dengan kondisi jantung sebelumnya," tambahnya.

Ia menduga mungkin hal itu karena nikotin dalam rokok elektrik cukup tinggi atau ada komponen lain dalam e-liquid yang berpotensi memengaruhi fungsi ereksi.

"Tidak jelas apakah rokok elektrik lebih aman atau lebih baik dari rokok tradisional," kata Patricia Folan, Direktur Northwell Health Center for Tobacco Control di Great Neck, New York.

"Meskipun produsen rokok elektrik berpendapat bahwa produk tersebut aman dan efektif dalam membantu perokok rokok tradisional untuk berhenti, penelitian belum menunjukkan hal itu," kata Folan, yang juga memiliki perhatian pada penggunaan rokok elektrik.

Data menunjukkan juga bahwa rokok elektrik dapat menyebabkan eksaserbasi asma, penyakit pernapasan yang serius, membahayakan kesehatan jantung, dan penggunaan produk nikotin/ tembakau oleh kaum muda yang kemungkinan besar tidak akan pernah merokok.

Baca juga: Gejala Disfungsi Ereksi Bukan Cuma Mr.P Sulit Tegang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber WebMD
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com