KOMPAS.com - Dalam dunia kecantikan, bisa dikatakan bahwa lebah adalah sahabat manusia, terbukti dengan pemanfaatan madu, propolis, dan beeswax (lilin lebah) yang beragam.
Sayangnya, terkadang produk-produk alami dari lebah itu memiliki harga yang tinggi, terutama jika sulit didapatkan layaknya beeswax. Akibatnya, hadirlah beeswax sintetis.
Namun pertanyaannya, apakah produk sintetis seperti itu memiliki manfaat yang sama dengan beeswax alami?
Untuk menjawabnya, berikut pendapat dari dokter kulit bersertifikat Ife J. Rodney, pendiri dari Eternal Dermatology di Fulton, MD, dan ahli kimia komestik Ginger King, serta Geeta Yadav, seorang dokter kulit bersertifikat di Toronto, Ontario, seperti dilansir dari Byrdie.
Menurut Rodney, beeswax (lilin lebah) sintetis adalah produk manufaktur yang meniru sifat dan aplikasi lilin lebah alami. Produk ini umumnya terbuat dari asam lemak dan alkohol yang disaring untuk membuat produk yang mirip dengan lilin.
Beeswax asli berasal dari sarang lebah. Sayangnya, ini berarti mengganggu habitat alami lebah, sehingga terasa “kejam” dan membuatnya tidak vegan.
Nah, karena adanya peningkatan minat pada produk vegan dan cruelty-free (bebas dari pengujian pada hewan), tak heran jika popularitas beeswax sintetis meningkat.
Selain itu, Rodney juga menambahkan bahwa meningkatnya popularitas beeswax sintetis saat ini disebabkan karena harganya yang jauh lebih murah dan mudah diproduksi dalam skala besar.
Menurut King, beeswak sintetis memiliki manfaat yang mirip dengan beeswax asli, meski tak mampu mengalahkannya.
Beeswax alami memang memiliki kandungan beta karoten dan flavonoid yang merupakan sumber antioksidan dan antimikroba. Kendati demikian, manfaat bagi kulit lainnya sama saja, misalnya:
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.