Memasuki tahun 1950-an, nilon pun mulai ditemukan dalam segala hal, mulai dari set sweater dan jas pria hingga mantel bulu palsu dan rok.
Lalu pada tahun 1955, nilon berhasil tampil di atas runway di Paris.
Saat itu, Coco Chanel, Jean Patou, dan Christian Dior diketahui mulai menggunakan serat sintetis dari DuPont (penemu nilon).
Sementara, fotografer Horst P. Horst dipekerjakan untuk mendokumentasikan penggunaan nilon dan bahan sintetis lainnya oleh desainer top dunia, termasuk Nina Ricci, Emanuel Ungaro, Pierre Cardin, dan Madame Grès sepanjang akhir 1950-an.
Lalu begitu tahun 1960-an dimulai, nilon kembali menawarkan struktur dan kilau sempurnanya dalam koleksi Courrges.
Baca juga: Triple Black, Hasil Kolaborasi Terbaru Prada x adidas Originals
Melihat sejarah panjang nilon sebagai bahan baku pakaian, mungkin kita akan berasumsi bahwa sejarah nilon sebagai bahan baku tas juga serupa.
Namun nyatanya, tidak demikian.
“Handbag nilon sebenarnya relatif baru, sehingga memiliki sejarah singkat."
"Meski plastik seperti lucite sering dignakan sebagai bahan baku handbag pada tahun 1950-an, nilon jarang digunakan sebagai bahan baku tas wanita, hingga akhirnya Prada membuatnya,” ujar Collins.
Pada tahun 1984, brand asal Italia ini merilis Vela, backpack nilon ikonik Prada yang kita kenal saat ini.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.