Sementara, wanita lebih cenderung membahas tema uang, pelecehan, jarak fisik, dan pekerjaan rumah.
Pelatih ilmu saraf dan pekerja sosial klinis berlisensi, Renetta Weaver mengatakan, tidak adanya keterikatan dan koneksi yang sehat dalam hubungan menciptakan masalah emosional maupun fisik.
Baca juga: Sederet Bintang Hollywood yang Ubah Gaya Rambut Pasca Putus Cinta
Hal inilah yang sering ingin diselesaikan oleh pria dan wanita saat mereka sedang mencari bantuan dari orang asing secara online.
Bagi Weaver, studi ini menegaskan kembali, individu cenderung dapat cepat pulih dan membaik saat berada di dalam komunitas, karena mereka tidak harus saling mengenal untuk merasakan sakitnya.
"Saya berharap publik akan memahami perspektif Neuroscience tentang hubungan yang menjelaskan, kita terprogram untuk koneksi dan keterikatan," terangnya.
Mengingat pentingnya hubungan bagi individu untuk berfungsi, Weaver juga menyoroti nilai untuk memperluas upaya studi dengan memasukkan mereka yang non-biner, serta yang tidak menganut norma gender.
Weaver menjelaskan, hubungan sering kali dapat menjadi bahan utama untuk membantu kita berkembang.
"Dengan tidak adanya bahan-bahan ini kita akan mengalami stres tinggi, kekebalan melemah, serta lebih rentan terhadap penyakit fisik dan penyakit," kata dia.
Dalam pengalaman pribadinya, Weaver juga melihat peningkatan pada klien yang mengalami peningkatan kecemasan, depresi, dan produktivitas yang lebih rendah karena tekanan hubungan sejak pandemi.
Psikoterapis berlisensi, Akua K. Boateng mengungkapkan, ekspresi bukan satu-satunya bukti pengalaman emosional.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.