Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Lima Detik, Amankah Mengonsumsi Makanan yang Jatuh ke Lantai?

Kompas.com - 07/12/2021, 19:30 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Seluruh makanan dijatuhkan pada permukaan baja tahan karat, ubin, kayu, dan karpet yang terkontaminasi bakteri selama kurang dari satu detik, lima detik, 30 detik, dan 300 detik.

Hasilnya, bakteri paling banyak berpindah pada semangka, namun hanya sedikit bakteri yang terdapat di permen karet.

"Studi kami menunjukkan dalam setiap kondisi selalu ada beberapa percobaan di mana kami melihat beberapa transfer bakteri," sebut Schaffner.

"Tidak ada waktu yang aman di mana kami tidak melihat transfer bakteri. Baik dalam waktu singkat maupun lama, bakteri tetap bisa berpindah, walau jumlahnya berbeda."

Baca juga: Waspadai, 8 Tempat Persembunyian Kuman di Rumah

Faktor lain menyangkut aturan lima detik

Selain durasi makanan berada di lantai, jenis makanan dan kontaminan yang terdapat di lantai juga perlu diperhatikan.

Schaffner menyebut pentingnya memerhatikan tingkat kelembapan makanan.

Sebagai contoh, dalam studi Schaffner yang menjatuhkan potongan semangka di permukaan berbeda, terlihat banyak bakteri yang berpindah ke buah tersebut.

"Kami rasa ini terjadi karena tingkat kelembapan memudahkan pergerakan bakteri dari permukaan ke makanan," jelasnya.

"Bakteri tidak memiliki kaki, jadi bakteri benar-benar membutuhkan sesuatu seperti kelembapan untuk bergerak."

Sementara itu disampaikan Dawson, hanya sedikit bakteri yang berpindah dari permukaan ke makanan kering seperti roti dan permen karet.

Walau demikian, sedikit bakteri itu saja sudah mampu menyebabkan penyakit pada manusia, catat dia.

Masalahnya, kita tidak mengetahui apakah suatu permukaan terkontaminasi bakteri atau tidak. Bakteri bisa bertahan hidup di permukaan selama berminggu-minggu.

"Saya akan lebih memercayai lantai dapur saya yang baru dipel daripada permukaan seperti peron kereta bawah tanah New York," tutur Schaffner.

Selain bakteri, lantai dapat terkontaminasi debu atau bulu hewan peliharaan.

Kendati debu dan bulu hewan peliharaan tidak berbahaya, bakteri dapat menempel pada partikel-partikel tersebut, tambah Dawson.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com