KOMPAS.com - Media sosial belakangan diramaikan pembahasan soal pasangan yang menjadi beban dalam hal finansial.
Diskusi ini berawal dari fenomena anak muda yang saat ini mengharuskan pasangannya memenuhi kebutuhannya seperti skincare, gadget, hingga pakaian terbaru.
Padahal, pasangan tersebut belum menikah dan hanya berstatus pacaran.
Alih-alih pemberian, sejumlah kebutuhan tersebut dijadikan sebagai permintaan yang harus dipenuhi.
Perilaku ini dianggap menjadi contoh hubungan yang tidak sehat, karena bisa mengganggu kondisi finansial salah satu pihak.
Baca juga: 3 Rahasia Mengatur Keuangan agar Jadi Pasangan Bahagia
Praktiknya dilakukan dengan metode gaslighting yakni memanipulasi pasangan untuk memenuhi keinginannya.
Misalnya saja memunculkan perasaan bersalah, tidak layak atau ancaman tersirat.
Keuangan menjadi isu yang penting dan menentukan dalam keharmonisan hubungan bahkan sejak sebelum menikah.
Perilaku yang bermasalah dalam segi finansial, termasuk cenderung "matre" dan membebani, bisa menjadi tanda bahaya.
Tina B. Tessina, PhD, psikoterapi di Amerika Serikat mengatakan, pasangan bisa melakukan perselingkuhan finansial.
"Hal tersebut terjadi ketika pasangan itu belum menjalin komunikasi yang baik, berusaha menghindari konflik, atau di luar kendali dan tidak mau mengakuinya," kata dia.
Perselingkuhan finansial sama buruknya dengan selingkuh fisik, tambah Tina.
Hal tersebut menandakan pasangan meremehkan kita, dan hanya menjadikan kita objek pemuas kebutuhannya saja.
Sayangnya, banyak orang tidak menyadari tanda bahaya tersebut sampai akhirnya sudah terlambat.
Pasangan yang enggan berbagi tagihan sama sekali bisa menjadi pertanda bahaya dalam hal keuangan.