Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Komplikasi Diabetes Bisa Sebabkan Amputasi Kaki?

Kompas.com - 08/12/2021, 15:32 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Diabetes merupakan penyakit yang bisa menimbulkan berbagai komplikasi di seluruh tubuh. Salah satu yang paling sering adalah luka di kaki yang jika tidak diobat bisa menyebabkan infeksi, bahkan amputasi.

Dijelaskan oleh dokter spesialis penyakit dalam Rulli Rosandi, diabetes melitus pada usia muda menimbulkan komplikasi yang lebih agresif.

"Komplikasi pada pembuluh darah kecil dan besar lebih cepat timbulnya, berkurangnya usia harapan hidup, dan angka kematian lebih besar dibanding populasi umum atau diabetes tipe satu," kata Rulli dalam webinar #GoodKnowledgeGoodHealth yang diadakan Good Doctor bekerja sama dengan LSPR Communication & Business Institute.

Ia memaparkan, diabetes paling sering mengenai serabut saraf tipe panjang di bagian kaki. Sebab, kulit kaki orang diabetes sering kali kering karena terjadi gangguan saraf otonom yang mengeluarkan keringat. Karena keringatnya tidak keluar, kulit menjadi pecah-pecah.

Baca juga: Kaki Diabetes, Bisa Dicegah agar Tak Perlu Amputasi

"Apabila tidak dirawat dengan diberi pelembap dapat menjadi pintu masuk untuk kuman. Kemudian, kuman berkembang banyak sehingga mulailah luka diabetes, ujar dokter yang membuka konsultasi online lewat aplikasi Good Doctor ini.

Rulli menegaskan, setiap luka di kaki penyandang diabetes harus segera dirawat. Pengobatan akan diberikan sesuai keparahan penyakit.

Perawatan luka di kaki penyandang diabetes meliputi mencuci kaki setiap hari, memakai pelembab, menghindari berjalan tanpa alas kaki, memakai sepatu yang nyaman, hingga rajin memeriksa kondisi kaki.

Dokter juga biasanya akan merespkan antibiotik untuk mencegah infeksi.

Hal yang tak kalah penting adalah mengontrol kadar gula darah, sebab kadar gula darah yang tinggi akan semakin memperlama proses penyembuhan.

Selain konsumsi obat-obatan, beberapa studi menunjukkan terapi pijat bisa membantu penyadang diabetes untuk menurunkan kadar glukosa darah, membantu mengelola penyakit arteri perifer, mengelola gejala neuropati diabetes, serta memperbaiki gejala neuropati.

Baca juga: Gejala dan Penyebab Neuropati Perifer yang Perlu Diwaspadai

Rulli mengatakan, tipe orang dengan diabetes mempunyai keunikan sendiri-sendiri, sehingga obatnya terkadang tidak bisa disamaratakan.

"Obat yang cocok untuk A belum tentu cocok untuk B atau C. Pemilihan terapi diabetes sebaiknya berdasarkan pertimbangan dari dokter,” tandasnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com