Katy Perry Minum Pembilas Niacin Tiap Pagi, Apa Manfaatnya?

KOMPAS.com - Kesehatan adalah aset paling berharga dalam hidup.

Maka tak heran, usaha menjaga kesehatan dilakukan oleh setiap orang dengan cara mereka masing-masing, termasuk oleh para pesohor dunia.

Hal serupa juga dilakukan oleh ratu pop, Katy Perry. Penyanyi berusia 37 tahun tersebut ternyata mempunyai kebiasaan meminum "ramuan khusus" setiap pagi hari.

Dalam wawancaranya bersama salah satu media AS, "ramuan khusus" yang disebutnya sebagai pembilas niacin. Ini menjadi minuman pendamping sebelum ia menikmati secangkir kopi.

"Saya minum pembilas niacin, yang membuat darah bergerak. Terkadang saya akan minum jus seledri, itu akan membuat darah lancar dan saya melakukan segalayang bisa dilakukan,” kata dia.

Baca juga: Pengakuan Katy Perry soal Pengasuhan Anak

Meski rutin meminum pembilas niacin, dia mengaku kebiasaan paginya tak berbeda jauh dengan orang kebanyakan.

Ia tetap memprioritaskan sarapan bersama tunangannya, Orlando Bloom, dan putrinya yang masih berusia satu tahun, Daisy Dove.

Apa itu niacin?

Mungkin, masih banyak orang asing dengan minuman pembilas niacin. Publik sering mempertanyakan manfaat minuman ini.

Menurut dokter penyakit dalam yang berbasis di Chicago, AS, Vivek Cherian, pembilas niacin adalah minuman yang kaya vitamin.

“Niacin adalah bentuk vitamin B, khususnya Vitamin B3, dan itu adalah vitamin yang larut dalam air,” kata Dr. Cherian.

Ia menjelaskan, berbagai vitamin dalam pembilas niacin bisa langsung diserap ke dalam aliran darah selama proses pencernaan.

Hal ini tentu membedakannya dengan vitamin lain yang berjalan melalui usus kecil dan didistribusikan ke seluruh tubuh dalam aliran darah melalui sel-sel lemak.

Karena vitamin yang larut dalam air tidak disimpan di dalam tubuh, minuman ini bisa memberikan cukup vitamin melalui diet sehat yang beragam, sehingga tubuh dapat berfungsi secara normal.

Dr. Cherian mengatakan, niacin –seperti halnya vitamin B– punya peran penting dalam mengubah makanan menjadi energi bagi tubuh.

Ini bisa ditemukan dalam banyak makanan, baik nabati dan hewani, termasuk unggas, ikan, beras merah, kacang-kacangan dan biji-bijian, dan pisang.