"Namun ketika saya diskusi dengan Pak Bardian, wanita yang menggunakan tusuk konde zaman sekarang sudah sangat jarang," tuturnya.
"Untuk saat ini hanya penari tradisional Jawa yang menggunakan tusuk konde untuk acara tarian tradisional."
View this post on Instagram
Lebih lanjut menurut Bonfilio, ia merasakan adanya dilema dalam diri Pak Bardian untuk terus berlanjut sebagai pengrajin tusuk konde patri tiup atau berhenti.
Apalagi, teman-teman Pak Bardian sesama pengrajin tusuk konde patri tiup sudah tiada.
"Lik Warsito sudah meninggal, terus Lik Wir juga sudah nggak ada," kata Pak Bardian dalam video dokumenter tersebut.
"Pak Bardian sempat vakum tiga tahun karena beliau sakit stroke, sebelum akhirnya bisa mengerjakan tusuk konde lagi," terang Bonfilio.
Namun, Pak Bardian tetap berniat untuk terus melanjutkan kerajinan hiasan sanggul ini.
"Kesabaran, ketulusan, dan keikhlasan Pak Bardian dalam membuat tusuk konde patri tiup semoga dapat menginspirasi generasi muda untuk mengingat warisan budaya leluhur mereka," kata Bonfilio.
Video dokumenter "Generasi Terakhir Pengrajin Tusuk Konde Patri Tiup" dari Nusantara Documentary merupakan bagian dari kampanye sosial #LeaveEveryPlaceBetter Royal Enfield.
Kampanye ini bertujuan mempromosikan budaya berkendara secara bertanggung jawab dan mendorong pengendara sepeda motor Royal Enfield agar berkendara dengan tujuan baik.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.