Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laura Anna, Pejuang Spinal Cord Injury yang Akhirnya Tutup Usia

Kompas.com - 15/12/2021, 18:24 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Selebgram Edelenyi Laura Anna meninggal dunia pada Rabu (15/12/2021).

Gadis berusia 21 tahun ini dikenal publik secara luas setelah berjuang menuntut keadilan atas tindakan mantan kekasihnya, Gaga Muhammad.

Pada 2019 lalu, keduanya terlibat kecelakaan lalu lintas, ketika Gaga menyetir dalam pengaruh alkohol.

Akibatnya, Laura Anna mengalami spinal cord injury alias cedera tulang belakang.

Jenis cedera ini terjadi ketika ada kerusakaan pada bagian mana pun dari sumsum tulang belakang atau saraf di ujung kanal tulang belakang (cauda equina).

Baca juga: Laura Anna Meninggal Dunia, 2 Tahun Alami Spinal Cord Injury, Apa Itu?

Kondisi ini menyebabkan perubahan permanen pada kekuatan, sensasi, dan fungsi tubuh lainnya di bawah lokasi cedera.

Seperti yang dialami Laura Anna yang harus mengalami kelumpuhan sampai akhirnya tutup usia.

Sumsum tulang belakang terdiri dari kumpulan saraf dan jaringan lain yang dilindungi oleh tulang belakang.

Posisinya memanjang dari otak bagian bawah dan berakhir di bagian atas pantat.

Bagian tubuh tersebut lalu berfungsi mengirimkan perintah dari otak ke seluruh bagian tubuh.

Misalnya, untuk merasakan sakit, menggerakkan anggota tubuh atau mengontrol fungsi organ lainnya.

Apabila sumsum tulang belakang mengalami cedera, maka kemampuan untuk menggerakkan anggota tubuh akan terganggu. Demikian pula fungsi lainnya yang ditopang oleh tulang belakang.

American Association of Neurological Surgeons menyatakan, kecelakaan kendaaran bermotor adalah penyebab utama spinal cord injury pada anak muda.

Selain itu, cedera yang dipicu oleh aktivitas olahraga dan tindakan kekerasan juga menjadi pemicunya.

Baca juga: Unggah Video Laura Anna, Deddy Corbuzier: Video Ini Harusnya Tidak Keluar

Kondisi ini tidak bisa disembuhkan, namun perawatan dan rehabilitasi memungkinkan pasien dapat hidup lebih mandiri dan proaktif.

Selain perubahan besar secara fisik, pasien spinal cord injury juga kerapkali mengalami dampak besar secara mental, emosional, dan sosial.

Komplikasi akibat spinal cord injury

Spinal cord injury tidak dapat disembuhkan namun pasien bisa menjalani terapi dan perawatan untuk menjaga kondisinya.

Selain itu, pengobatan juga dapat membantu tubuh mengalami komplikasi yang muncul akibat trauma hebat ini.

Pasien spinal cord injury berisiko mengalami kesulitan mengontrol kandung kemihnya.

Pasalnya, otak yang seharusnya mengontrol kadar urin dari ginjal itu tidak bekerja seperti seharusnya karena tulang sumsum yang menjadi pembawa pesan telah rusak.

Perubahan dalam kontrol kandung kemih ini juga meningkatkan risiko infeksi saluran kemih dan ginjal. 

Masalah lainnya, cedera tulang belakang juga menganggu kerja usus dan pencernaan.

Biasanya pasien dianjurkan untuk menerapkan pola makan tinggi serat untuk mengatur pencernaannya.

Pasien spinal cord injury juga rentan mengalami luka terbuka akibat tekanan.

Karena tingkat neurologis cederanya, pasien mungkin kehilangan sebagian atau semua sensasi kulit dan tidak merasakan adanya luka.

Baca juga: Turut Berduka Atas Meninggalnya Laura Anna, Dokter Tirta: Gaga Harus Dapat Hukuman Setimpal

Oleh karena itu, kulit tidak dapat mengirim pesan ke otak ketika terluka oleh hal-hal tertentu seperti tekanan yang berkepanjangan.

Tentunya ini membuat kita lebih rentan pada luka tekan sehingga disarankan untuk rutin mengubah posisi.

Dalam sejumlah unggahan Instagram-nya sebelumnya, Laura Anna juga kerap menyebut kesulitan bernapas.

Hal ini merupakan kondisi yang memang harus diwaspadai pasien spinal cord injury karena otot perut dan dada ikut terpengaruh sehingga bernapas maupun batuk menjadi lebih sulit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com