Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perlu Berapa Banyak Uang untuk Membeli Kebahagiaan?

Kompas.com - 16/12/2021, 12:46 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Stres pengaruhi kebahagiaan

Sala mencatat stres dapat menjadi faktor kunci bagi kebahagiaan seseorang secara keseluruhan.

“Dari perspektif ilmu saraf, kelangkaan uang dan sumber daya memberi sinyal ke otak bahwa ada ancaman bagi kelangsungan hidup kita,” terang dokter metafisika dan pekerja sosial klinis berlisensi, Renetta Weaver.

Faktanya, kemiskinan dapat mempengaruhi fungsi kognitif seseorang, mengubah cara mereka berpikir, dan mengurangi kinerja dalam memori verbal dan kecepatan pemrosesan.

Baca juga: Deretan Selebritas yang Meraup Uang dari Jualan Merchandise

Jika uang sebenarnya tidak bisa membeli kebahagiaan, lantas bagaimana orang bisa bahagia dengan apa yang mereka miliki dengan berapa pun tingkat penghasilannya?

“Jika kita tidak menyamakan uang dan barang dengan nilai dan nilai kita, kita menemukan kebahagiaan dalam hal-hal yang tidak dapat dibeli dengan uang,” imbuh Weaver,

"Seperti waktu berkualitas dan pengalaman dengan diri sendiri dan orang lain,” sambung Weaver.

Seorang penulis buku terlaris di dunia dari dua buku tentang kebahagiaan, Milana menambahkan korelasi antara gaji dan kesejahteraan emosional mungkin tidak akurat.

“Jika Anda makan sepotong kue, Anda mengalami kesenanga. Begitu Anda selesai, kesenangan itu hilang. Ketika Anda menghabiskan uang, Anda mengalami kesenangan. Beberapa jam kemudian, kesenangan ini juga hilang," ujarnya.

Sebuah film dokumenter berjudul Happy (2011) yang diproduseri Rico Belic juga berusaha mengeksplorasi bahwa kebahagiaan itu hakiki.

Baca juga: 5 Pemicu Kebahagiaan yang Harus Dilakukan Sebelum Akhir Tahun

Dengan mengangkat kisah orang-orang yang hidup dalam kemiskinan tapi bahagia dengan kehidupannya, film ini berargumen bahwa kebahagiaan tidak selalu bisa dibeli.

Bahkan, orang-orang tertentu yang kondisi hidupnya sangat tidak layak, seperti tinggal di tenda plastik darurat dengan semua barang bawaan mereka dalam satu tas, masih bisa tersenyum ceria.

“Bagaimana mungkin seseorang yang hampir tidak memiliki apa-apa bisa begitu bahagia? Ini karena mereka mensyukuri apa yang mereka miliki, yaitu hidup mereka, keluarga mereka, dan komunitas mereka.”

Walau anggapan uang bisa membeli kebahagiaan masih menjadi bahan perdebatan, mungkin tidak pernah ada satu jawaban yang pasti.

Sementara kebahagiaan dapat naik atau turun seiring dengan tingkat pendapatan, perasaan kesejahteraan emosional seseorang pada akhirnya akan bergantung pada keadaan hidup, nilai, dan kebutuhan pribadi.

Baca juga: Jangan Terlalu Berusaha Lebih Bahagia, Efeknya Malah Sengsara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com