Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perlu Berapa Banyak Uang untuk Membeli Kebahagiaan?

Kompas.com - 16/12/2021, 12:46 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kita sering mendengar kalimat bijak yang mengatakan, uang tak bisa membeli kebahagiaan.

Mereka yang percaya dengan perkataan ini, meyakini kebahagiaan bisa dirasakan jika manusia selalu bersyukur, banyak berderma, punya kehidupan yang mapan, dan kesehatan.

Hal tersebut memang benar, tetapi sebuah penelitian terbaru justru berkata sebaliknya dan menunjukkan bahwa uang dapat membeli kebahagiaan sampai batas tertentu.

Para peneliti dari Universitas Princeton, Amerika Serikat, mendapati penghasilan senilai US$75.000 atau setara dengan Rp 1 miliar dalam setahun adalah titik manis untuk merasakan kebahagiaan.

Baca juga: Frekuensi Ciuman Pengaruhi Kepuasan Hubungan

Hubungan antara bahagia dan uang

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kebahagiaan antara orang yang penghasilannya mencapai Rp 1 miliar per tahun dengan penghasilan yang lebih tinggi.

Penelitian yang sama menemukan ketika pendapatan turun di bawah Rp 1 miliar, tingkat kebahagiaan seseorang cenderung lebih rendah. Sementara itu, tingkat kesedihan dan stres akan lebih tinggi.

Sebaliknya, menurut penelitian lain, tingkat kebahagiaan akan meningkat secara linear degan tingginya pendapatan seseorang. Makin tinggi penghasilan, makin besar pula kebahagiaan yang dirasakan.

Baca juga: Mengapa Banyak Orang Sulit untuk Merasa Bahagia?

Sementara itu, sebuah survei yang dilakukan terhadap lebih dari 33.000 orang dewasa AS yang sudah bekerja dan lebih dari 1,7 juta laporan menemukan hubungan langsung antara pendapatan yang lebih tinggi, perasaan lebih baik dari hari ke hari, dan lebih puas dengan kehidupan secara keseluruhan.

Tapi apakah hasil survei ini mendefinisikan kebahagiaan? Perlu diingat bahwa setiap orang memiliki definisi kebahagiaan yang berbeda-beda.

Bagi sebagian orang, nilai kebahagiaan mungkin terletak pada kekuatan. Sedangkan, orang lain menemukan nilai kebahagiaan karena merasa aman atau perawatan diri.

Orang yang ingin bahagia bisa menggunakan jumlah uang yang dimiliki untuk mendapatkan rasa puas secara emosional.

Ilustrasi uang untuk liburan.Dok. Shutterstock Ilustrasi uang untuk liburan.

Psikolog klinis berlisensi yang profesor psikologi asal Connecticut, AS Margaret Sala, Ph.D, menegaskan bahwa kemiskinan dapat membuat hidup tidak nyaman dan menjadi faktor pendorong stres.

Baca juga: Bukan Uang atau Harta, Ada 3 Hal yang Bikin Manusia Lebih Bahagia

Contoh lain yang diberikan Sala adalah orang dengan penghasilan tinggi tidak akan direpotkan dengan urusan rumah, seperti mengasuh anak, memasak, atau membersihkan rumah.

Namun, Sala berpendapat beberapa orang dengan gaji yang lebih tinggi mungkin tidak dapat menikmati kesenangan kecil dalam hidup karena harus menjalani pekerjaan yang penuh tekanan dan menuntut waktu.

Penelitian justru mengungkapkan orang-orang yang memiliki penghasilan lebih tinggi 'membeli' kesenangan dengan berlibur atau makan di restoran.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com