Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/12/2021, 13:48 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Disfungsi ereksi atau impotensi merupakan musuh bagi semua pria.

Selain membuat pria kesulitan saat berhubungan intim, disfungsi ereksi juga bisa menurunkan gairah seksual.

Disfungsi ereksi merupakan ketidakmampuan penis untuk mendapatkan dan mempertahankan ereksi yang cukup kuat ketika berhubungan intim.

Padahal, gairah seksual pada pria melibatkan otak, hormon, emosi, saraf, otot, dan pembuluh darah.

Disfungsi ereksi bisa disebabkan oleh stres, masalah kesehatan mental, penyakit jantung, pembuluh darah tersumbat atau aterosklerosis, diabetes, hingga kegemukan.

Baca juga: Rokok Elektrik Picu Risiko Disfungsi Ereksi, Simak Penjelasannya

Meski ada banyak faktor yang mengakibatkan disfungsi ereksi, faktanya banyak pria merasa malu jika harus berkonsultasi ke dokter.

Alhasil, mereka mencari jalan keluar sendiri agar penisnya bisa kembali ereksi dan tahan lama. Salah satu cara yang sering dilakukan adalah meminum obat.

Jangan langsung minum obat ereksi

Meski disfungsi ereksi sangatlah mengkhawatirkan, menurut dr. Gampo Alam Irdam, Sp.U (K) meminum obat ereksi sebenarnya bukanlah masalah.

Tetapi, ia tidak menyarankan apabila obat ereksi menjadi pilihan pertama ketika seorang pria mengalami disfungsi ereksi.

Hal ini disampaikan langsung dr. Gampo dalam Webinar Mens Health & Couple Clinic Ep. 3 yang digelar oleh SehatQ secara daring, Rabu (15/12/2021) siang.

"Sebenarnya meminum obat ereksi itu tidak apa-apa, hanya saja kami para dokter menyarankan jangan langsung minum itu," ujar dr. Gampo.

Daripada langsung meminum obat, ia justru meminta pasien agar mencari terlebih dulu faktor yang membuatnya bisa mengalami disfungsi ereksi.

Hal ini bisa diketahui apabila pasien mau dan terbuka berkonsultasi ke dokter.

"Padahal, ada faktor-faktor yang harus digali lebih lanjut, apakah disfungsi ereksi suatu kelainan yang organik, ada kelainan fisik yang menyertainya, atau hanya bersifat psikis," ujar dr. Gampo.

Baca juga: Bagi Pria, Lebih Baik Vaksin Daripada Mengalami Disfungsi Ereksi

"Bisa kok ke dokter andrologi, biar tahu faktor-faktornya apa aja," tambah dia.

Dengan berkonsultasi ke dokter, pasien bisa mengetahui apakah ada faktor berbahaya di balik disfungsi ereksi yang dideritanya.

Apabila faktor yang mengakibatkan disfungsi ereksi masih bisa diatasi secara medis, maka dokter akan mengambil langkah penanganan.

"Faktor-faktor risiko yang mendasari kelainan disfungsi ereksi tersebut, apabila masih bisa di-modified ya kita lakukan dulu," ujar dr. Widi Atmoko, Sp.U (K) dalam acara yang sama.

Lalu, apakah obat ereksi bisa menjadi solusi akhir?

Sependapat dengan yang dikatakan oleh dr. Gampo di awal, dr. Widi menyampaikan obat ereksi boleh diminum.

Syaratnya adalah pria yang mengalami disfungsi ereksi tidak punya kondisi tertentu yang dikhawatirkan bisa mengganggu kesehatannya setelah meminum obat ereksi.

Gampo tidak menyarankan orang yang mengidap penyakit jantung koroner untuk meminum obat ereksi.

Agar obat ereksi yang diminum sesuai dengan faktor penyebab dan kondisi kesehatan seseorang, mereka harus berkonsultasi ke dokter.

Baca juga: 2 Penyebab Disfungsi Ereksi, Pria Perlu Tahu

Sementara itu, dr. Widi memperingatkan pria yang mengalami disfungsi ereksi untuk tidak membeli obat ereksi secara sembarangan.

Ia mengatakan, banyak obat ereksi palsu yang beredar luas di pasaran. Selain itu, sembarangan meminum obat ereksi bisa berakibat fatal.

"Dan, bisa saja ereksi terus menerus atau priapismus selama lebih dari empat jam tanpa stimulus," ujar dr. Widi.

"Itu jadi hal yang bahaya dan lama kelamaan darah bisa ngumpul dan ada jaringan yang ada rusak."

"Obat-obatan sah saja diberikan asalkan sesuai medis dan kondisi pasien. Ini akan aman," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com