Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Margarin Lebih Sehat dari Mentega, Apa Alasannya?

Kompas.com - 17/12/2021, 19:49 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber WebMD

KOMPAS.com - Perdebatan soal pilihan yang lebih sehat antara margarin atau mentega tidak habis-habisnya dibahas.

Sebagian orang memilih margarin sebab terbuat dari lemak nabati, sedangkan sisanya menjatuhkan pilihan pada mentega karena kandungan lemak hewaninya.

Meski begitu, sebuah studi menunjukkan bahwa regulasi di AS yang melarang minyak terhidrogenasi, menempatkan margarin sebagai pilihan lebih sehat ketimbang mentega.

"Margarin adalah pilihan yang lebih baik daripada mentega untuk kesehatan jantung," kata pemimpin peneliti Cecily Weber dari University of Minnesota School of Public Health, Minneapolis.

Tim peneliti juga menemukan bahwa produk campuran margarin dan mentega mengandung lebih sedikit lemak jenuh dan lebih banyak lemak tak jenuh daripada mentega biasa.

"Sekarang konsumen lebih mudah membuat pilihan yang sehat untuk jantung karena mereka tidak perlu lagi khawatir memeriksa label produk untuk mencari minyak terhidrogenasi parsial untuk lemak trans," lanjutnya.

Dalam penelitian ini, Weber dan rekan-rekannya memeriksa kandungan asam lemak dari 83 margarin, campuran margarin dan mentega, dan membandingkannya dengan mentega.

Para peneliti menemukan bahwa setelah adanya larangan, produk campuran margarin dan mentega memiliki lemak jenuh dan kolesterol yang jauh lebih sedikit, dibandingkan dengan mentega.

Produk-produk ini juga tidak mengandung lemak trans buatan.

Margarin yang lebih lembut mengandung lebih sedikit lemak jenuh daripada margarin batangan.

Hal ini disebur Weber sebagai pilihan yang lebih sehat di antara produk margarin.

"Margarin mengandung lebih banyak lemak jenuh daripada margarin tub atau margarin peras, yang memungkinkannya lebih keras pada suhu kamar," katanya.

"Namun, untuk kesehatan jantung, rekomendasi diet saat ini adalah membatasi asupan lemak jenuh," jelas Weber.

Baca juga: Mentega dan Margarin Ternyata Berbeda, Ini Penjelasannya

Weber menambahkan, meskipun margarin yang dijual di AS lebih sehat dari sebelumnya, masyarakat sebaiknya memakan dalam jumlah sedang.

"Meskipun margarin adalah pilihan yang lebih baik daripada mentega untuk kesehatan jantung," terang Weber.

"Margarin harus dimakan dalam jumlah sedikit, karena masih mengandung beberapa lemak jenuh dan mengandung jumlah kalori yang tinggi per takaran saji," sambungnya..

Laporan tersebut dipublikasikan secara online baru-baru ini di jurnal Public Health Nutrition.

Sementara itu, Samantha Heller yang merupakan ahli gizi klinis senior di NYU Langone Health di New York, memperingatkan bahwa alih-alih margarin atau mentega, pilihan yang lebih sehat adalah minyak nabati.

“Entah olesannya berasal dari lemak sapi atau bahan kimia, yang membedakan adalah kandungan lemak jenuhnya,” katanya.

"Lemak jenuh, lemak yang padat pada suhu kamar, seperti mentega, lemak babi, bacon dan lemak ayam, atau dari dunia tumbuhan, kelapa sawit dan minyak kelapa, yang ingin kami batasi."

Heller mengutarakan bahwa lemak ini meningkatkan risiko peradangan, penyakit kardiovaskular, dan penyakit kronis lainnya.

"Cobalah menggunakan lebih banyak minyak yang cair pada suhu kamar, seperti minyak zaitun extra virgin, canola, alpukat, kenari, wijen atau minyak bunga matahari dalam olesan, saus dan masakan," sarannya.

"Minyak dapat dibumbui dengan cuka, rempah-rempah, rempah-rempah dan tambahan seperti tomat kering," ucap Heller.

Baca juga: Waspadai Kandungan Lemak Jenuh di Dalam Mentega...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber WebMD
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com