“Kulit dirancang untuk menjadi penghalang bagi tubuh, dengan protein yang bertindak seperti lem dan menyatukan sel-sel."
"Ketika ada mutasi pada protein yang menyatukan sel-sel lapisan atas kulit, sel-sel mulai berantakan, dan kulit tidak dapat bertindak sebagai penghalang yang melindungi,” ujar dia.
Menurut Yu, kulit kering bisa disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari udara dingin, stres, hingga penyakit.
"Dan pada kebanyakan orang, itu bukan hanya memengaruhi kulit, karena telah terbukti berhubungan dengan depresi, insomnia dan kondisi medis lainnya,” ujar dia,
Untungnya, hal ini bisa dicegah dengan memerhatikan segala sesuatu yang mungkin memengaruhi kulit.
“Kita perlu melakukan beberapa pertanyaan untuk mencari iritasi yang dapat merusak penghalang kulit dan menyebabkan iritasi.”
Demikian kata Peter Lio, seorang dokter kulit dan asisten profesor klinis dermatologi dan pediatri di Fakultas Kedokteran Feinberg Universitas Northwestern.
Menurut dia, kita juga perlu memertimbangkan hal-hal seperti sering mencuci tangan, penggunaan hand sanitizer, dan bahan kimia tertentu yang ada di tempat kerja atau di rumah.
Menurut Yu, jika rasa kering dan gatal di kulit tidak kunjung membaik meski telah menggunakan pelembap tebal, artinya kita perlu ke dokter kulit.
Rupanya, dua kondisi kulit ini memiliki penanganan yang mirip. Sebab, keduanya memiliki tujuan untuk menjaga lapisan pelindung dari hilangnya air pada kulit.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.