Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/12/2021, 22:19 WIB
Anya Dellanita,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Huffpost

KOMPAS.com - Membedakan kulit kering dan eksim tergolong susah-susah gampang, Pasalnya, keduanya memiliki gejala yang sama: kering, gatal, dan membuat kita kesal.

Kendati demikian, keduanya tetap memiliki beberapa perbedaan. Salah satunya, hadirnya peradangan.

“Pada eksim, penghalang kulit tidak berfungsi sebagaimana mestinya, mengakibatkan hilangnya hidrasi dan gangguan pada lapisan kulit luar."

"Jika kulit memerah, gatal, dan bersisik, itu mungkin lebih dari sekadar kekeringan, dan  mungkin kita menderita eksim,” ujar dokter kulit Joshua Zeichner di laman HuffPost.

Gejala berikutnya adalah di mana kulit kering dan gatal itu hadir.

“Biasanya, eksim paling sering mempengaruhi fossa antecubital (lipatan siku) dan fossa poplitea (belakang lutut),” kata dokter kulit Jia De Yu.

Namun, menurut Vivian Shi, seorang dokter kulit dan profesor di Departemen Dermatologi di University of Arkansas for Medical Sciences, perbedaan utama keduanya adalah eksim akan terus memburuk jika tidak ditangani dengan benar.

"Eksim dapat menyebabkan gejala parah seperti pecah-pecah, penebalan kulit, dan gatal-gatal yang lebih hebat," kata dia.

“Orang dengan eksim juga lebih rentan terhadap infeksi kulit oleh bakteri yang disebut staphylococcus aureus,” tambah Shi.

Apa penyebab eksim?

Dokter kulit Julie Russak menyebut, eksim diakibatkan oleh kekurangan salah satu protein yang membentuk lapisan atas kulit.

“Kulit dirancang untuk menjadi penghalang bagi tubuh, dengan protein yang bertindak seperti lem dan menyatukan sel-sel."

"Ketika ada mutasi pada protein yang menyatukan sel-sel lapisan atas kulit, sel-sel mulai berantakan, dan kulit tidak dapat bertindak sebagai penghalang yang melindungi,” ujar dia.

Apa penyebab kulit kering?

Menurut Yu, kulit kering bisa disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari udara dingin, stres, hingga penyakit.

"Dan pada kebanyakan orang, itu bukan hanya memengaruhi kulit, karena telah terbukti berhubungan dengan depresi, insomnia dan kondisi medis lainnya,” ujar dia,

Untungnya, hal ini bisa dicegah dengan memerhatikan segala sesuatu yang mungkin memengaruhi kulit.

“Kita perlu melakukan beberapa pertanyaan untuk mencari iritasi yang dapat merusak penghalang kulit dan menyebabkan iritasi.”

Demikian kata Peter Lio, seorang dokter kulit dan asisten profesor klinis dermatologi dan pediatri di Fakultas Kedokteran Feinberg Universitas Northwestern.

Menurut dia, kita juga perlu memertimbangkan hal-hal seperti sering mencuci tangan, penggunaan hand sanitizer, dan bahan kimia tertentu yang ada di tempat kerja atau di rumah.

Kapan harus ke dokter?

Menurut Yu, jika rasa kering dan gatal di kulit tidak kunjung membaik meski telah menggunakan pelembap tebal, artinya kita perlu ke dokter kulit.

Halaman:
Sumber Huffpost
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com