KOMPAS.com - Gaya hidup kita sudah banyak berubah selama pandemi. Mulai dari pola makan dan tidur, cara kita bekerja, hingga kondisi tubuh.
Kemungkinan, kita juga merasakan adanya beberapa masalah kesehatan, seperti tekanan darah yang meningkat dibandingkan sebelumnya.
Satu studi terbaru yang dimuat dalam jurnal Ciculation mencoba mengungkap fakta di balik hal ini.
Studi tersebut berjudul "Rise in Blood Pressure Observed Among US Adults During the Covid-19 Pandemic, dan diterbitkan pada 6 Desember 2021.
Dalam studi itu, tekanan darah para peserta dicek oleh tenaga kesehatan setiap tahun studi, mulai dari 2018 hingga 2020. Ketika dibandingkan dengan masa sebelum pandemi terjadi peningkatan tekanan darah 1.1-2.5 mmHg dan 0,14-0,53 mmHg (tekanan darah diastolik).
Baca juga: Hati-hati, Obat Tertentu Bisa Memperburuk Hipertensi
Kaitan tekanan darah tinggi dan pandemi Covid-19
Ahli jantung Luke Laffin, MD adalah penulis utama studi ini. Menurut dia, hasil studi mengungkapkan banyak hal terkait pandemi yang mengganggu rutinitas kesehatan dan kebugaran kita.
Selain itu, setengah dari responden studi sudah menderita hipertensi sehingga ada kemungkinan mereka tidak disiplin mengonsumsi obat.
Peningkatan tekanan darah antara 1,1-2,5 mmHg seperti yang ditunjukkan dalam studi ini mungkin tidaklah banyak.
Namun jika dibiarkan tidak terkendali, tekanan darah tinggi akan memicu risiko stroke, serangan jantung, penyakit ginjal, serta masalah kesehatan lainnya.
Baca juga: 10 Perubahan Gaya Hidup untuk Menurunkan Tekanan Darah
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.