Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/12/2021, 11:38 WIB
Gading Perkasa,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gaya hidup kita sudah banyak berubah selama pandemi. Mulai dari pola makan dan tidur, cara kita bekerja, hingga kondisi tubuh.

Kemungkinan, kita juga merasakan adanya beberapa masalah kesehatan, seperti tekanan darah yang meningkat dibandingkan sebelumnya.

Satu studi terbaru yang dimuat dalam jurnal Ciculation mencoba mengungkap fakta di balik hal ini.

Studi tersebut berjudul "Rise in Blood Pressure Observed Among US Adults During the Covid-19 Pandemic, dan diterbitkan pada 6 Desember 2021.

Dalam studi itu, tekanan darah para peserta dicek oleh tenaga kesehatan setiap tahun studi, mulai dari 2018 hingga 2020. Ketika dibandingkan dengan masa sebelum pandemi terjadi peningkatan tekanan darah 1.1-2.5 mmHg dan 0,14-0,53 mmHg (tekanan darah diastolik).

Baca juga: Hati-hati, Obat Tertentu Bisa Memperburuk Hipertensi

Kaitan tekanan darah tinggi dan pandemi Covid-19

Ahli jantung Luke Laffin, MD adalah penulis utama studi ini. Menurut dia, hasil studi mengungkapkan banyak hal terkait pandemi yang mengganggu rutinitas kesehatan dan kebugaran kita.

Selain itu, setengah dari responden studi sudah menderita hipertensi sehingga ada kemungkinan mereka tidak disiplin mengonsumsi obat.

Peningkatan tekanan darah antara 1,1-2,5 mmHg seperti yang ditunjukkan dalam studi ini mungkin tidaklah banyak.

Namun jika dibiarkan tidak terkendali, tekanan darah tinggi akan memicu risiko stroke, serangan jantung, penyakit ginjal, serta masalah kesehatan lainnya.

Baca juga: 10 Perubahan Gaya Hidup untuk Menurunkan Tekanan Darah

Apabila kita tidak meminum obat tekanan darah secara teratur dan tekanan darah meningkat, saatnya untuk kembali meminum obat untuk mengelola tekanan darah.

"Itulah pesan dari studi ini, jangan abaikan kondisi medis kronis kita, terutama penyakit kardiovaskular," kata Laffin.

Dosis obat tekanan darah bisa berubah

Laffin menjelaskan, tekanan darah dapat meningkat seiring bertambahnya usia. Hal itu ada kaitannya dengan pengerasan arteri pada tubuh kita.

Jika kita sudah mengonsumsi obat pengendali tekanan darah, konsultasikan ke dokter untuk memastikan dosis atau formula yang dikonsumsi sudah tepat.

"Hal ini dapat dikaitkan dengan gaya hidup kita. Gaya hidup tidak sama dari waktu ke waktu, sehingga obat yang kita minum juga tidak sama. Perubahan obat seringkali berjalan seiring perubahan gaya hidup," jelas Laffin.

Menurut Laffin, stres dapat sedikit berkontribusi pada peningkatan angka tekanan darah.

"Peningkatan tekanan darah sesekali karena situasi stres tidak terlalu berbahaya. Tapi secara kronis, tekanan darah tinggi adalah kondisi yang mengkhawatirkan."

Baca juga: Latihan Pernapasan 5 Menit Sehari, Turunkan Tekanan Darah

Tekanan darah tinggi memperparah Covid-19

Studi yang dilakukan Laffin beserta tim memang tidak meneliti hubungan antara tekanan darah tinggi dan Covid-19.

Namun, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) sudah menyatakan, tekanan darah tinggi dapat membuat kita mengalami sakit yang lebih parah ketika terinfeksi Covid-19.

American Heart Association mengatakan lansia dengan penyakit jantung koroner atau tekanan darah tinggi cenderung lebih rentan terhadap virus corona.

Selain itu, lansia yang menderita kedua penyakit tersebut juga berpotensi mengembangkan gejala Covid-19 yang parah.

Gejala tekanan darah tinggi

Tekanan darah tinggi cenderung tidak menimbulkan gejala sehingga kita harus rajin memantau. Selain memeriksakan diri ke dokter, kita dapat menggunakan alat monitor tekanan darah di rumah.

Berikut adalah panduan untuk mengetahui rentang tekanan darah kita:

- Jika tekanan darah berada di bawah 130/80 mmHg, maka kita memiliki tekanan darah normal

- Tekanan darah sistolik (atas) di kisaran 130-139 mmHg, atau tekanan darah diastolik (bawah) antara 80-89 mmHg menunjukkan hipertensi tahap pertama

- Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih tinggi menunjukkan hipertensi tahap kedua

- Tekanan darah 180/120 mmHg atau lebih menunjukkan krisis hipertensi dan membutuhkan perawatan darurat.

Baca juga: Benarkah Golongan Darah Pengaruhi Risiko Terinfeksi Covid-19?

Dengan mengubah gaya hidup, kita dapat mengendalikan tekanan darah kita. Selain konsumsi obat, jangan lupa untuk tidur cukup antara enam hingga delapan jam semalam, dan membatasi asupan minuman beralkohol.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com