Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/12/2021, 11:01 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Media sosial lagi-lagi diramaikan pembahasan soal krim wajah dengan kandungan steroid.

Isu ini sebenarnya bukan hal yang baru dalam dunia kecantikan dan perawatan kulit. Steroid kerap disalahgunakan dalam produk krim wajah yang dipasarkan sebagai pemutih.

Efeknya yang memutihkan wajah secara kilat memang menjadi salah satu daya tarik utama steroid. Kandungan berbahaya ini khususnya sangat diminati oleh masyarakat yang memuja kulit putih, tanpa peduli risikonya.

Ahli dermatologi, Dr. Arini Widodo, SpKK mengatakan steroid adalah kandungan yang dikategorikan sebagai obat bukan kosmetik, berdasarkan ketetapan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI.

"Jadi steroid di kosmetik itu ilegal, steroid digunakan oleh dokter untuk indikasi penyakit kulit tertentu," terangnya kepada Kompas.com, Senin (20/12/2021).

Baca juga: Mengenal Steroid, Mulai dari Jenis, Manfaat, hingga Efek Sampingnya

Steroid topikal adalah perawatan anti inflamasi yang digunakan untuk mengontrol eksim, dermatitis atau sejumlah penyakit kulit lainnya.

Steroid topikal tersedia dalam berbagai bentuk termasuk krim, salep, larutan, dan zat pembawa lainnya.

Kandungan ini dikenal sebagai bahan yang efektif dalam pengobatan sejumlah masalah inflamasi. Hanya saja, penggunaannya harus dikontrol dan diawasi secara ketat oleh dokter.

Produk kosmetik seperti krim, salep, dan gel, dilarang mengandung steroid dan dijual tanpa perawatan kesehatan.

Namun banyak krim wajah ilegal yang kini mengandung steroid, khususnya yang dijual di e-commerce dan media sosial. Peminatnya juga cukup tinggi karena menawarkan hasil yang instan tanpa pertimbangan matang.

Baca juga: Hindari Merkuri, Begini Cara Mencerahkan Wajah secara Alami

Penggunaan steroid untuk krim wajah memiliki risiko mengalami efek samping terutama tanpa pengawasan medis. Apalagi dalam kasus penggunaan jangka panjang dan dosis tinggi.

Arini menegaskan, produk kosmetik seharusnya tidak memiliki tujuan terapeutik atau setara dengan penanganan medis.

Selain itu, produk kecantikan yang dijual bebas juga tidak boleh mengklaim tindakan terapeutik apa pun, misalnya mengobati masalah kulit yang mengalami inflamasi.

Ada banyak laporan soal tentang efek samping penggunaan produk kosmetik yang mengandung steroid seperti kulit yang menjadi tipis, bulu kulit kemakin lebat dan rentan terjadi infeksi kulit akibat penurunan kekebalan tubuh.

Penggunaan krim dengan kandungan steroid berulang di area yang sama menyebabkan penipisan epidermis dan perubahan jaringan ikat dermis yang ada di lapisan kulit.

Efeknya, kulit akan menjadi lebih kendur, terlihat transparan, berkerut, rapuh dan pembuluh vena yang terlihat menonjol. Berbagai dampak buruknya juga akan dipengaruhi oleh usia, lokasi penggunaan, potensi, dan adanya oklusi.

Baca juga: Ciri-ciri Wajah Terkena Merkuri dari Kosmetik dan Efek Samping Lainnya

Mengenali krim wajah dengan kandungan steroid

Steroid dilarang dipakai sebagai bahan baku produk kosmetik yang dijual bebas. Oleh sebab itu, perilaku membeli produk yang aman dengan sertifikasi BPOM adalah salah satu cara terbaik mencegah dampak buruknya.

Namun, Arini mengingatkan untuk tidak hanya mempercayai klaim BPOM sepihak dari seller yang bersangkutan. Penting untuk memastikannya langsung dengan cek nomor registrasi produk tersebut di situs resmi BPOM.

Pasalnya, krim wajah atau kosmetik apapun dengan kandungan steroid tidak mudah dikenali oleh orang awam. Tidak ada ciri-ciri khusus yang bisa dijadikan patokan misalnya saja warna atau baunya.

"Tidak bisa dikenali spesifik secara fisik misalnya dengan warna atau baunya, harus melalui tes," jelasnya.

 Baca juga: BPOM RI Rilis Daftar Kosmetik yang Mengandung Merkuri

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com