Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Die Hard Adidas Fan, dari Koleksi Sneaker hingga Jadi Museum di Kemang

Kompas.com - 23/12/2021, 08:42 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bagi beberapa orang, sneaker bukan hanya tentang bagian dari fesyen atau sekadar bergaya-gaya saja, melainkan juga sebagai hobi.

Seperti halnya Harry Novianto, pria yang sudah menjadi penggemar sneaker selama 10 tahun ini tidak hanya membeli sneaker tetapi juga mengoleksinya.

Dari berbagai jenis sneaker, Harry mengaku bahwa dia lebih menyukai merek Adidas karena desainnya yang selalu menarik dan cocok untuk dipakai.

"Menurut saya Adidas itu lebih comfort dipakai dibandingkan dengan brand-brand yang lain ya, dan lebih kasual," ungkap dia kepada Kompas.com, Selasa (21/12/2021).

Bahkan, saking cintanya dengan produk-produk Adidas, Harry sampai membuat museum yang berisi banyak sepatu Adidas mulai dari tahun 50-an hingga yang terbaru tahun 2021 ini.

Menemukan toko lawas

Koleksi produk lawas Adidas di Museum Die Hard Adidas Fan.Die Hard Adidas Fan Koleksi produk lawas Adidas di Museum Die Hard Adidas Fan.
Harry mengaku tidak tiba-tiba saja membuat museum khusus produk Adidas.

Sebelumnya, sekitar empat bulan yang lalu, Harry menemukan toko sneaker yang terkenal di tahun 1980-an di daerah Melawai, Jakarta Selatan, yakni Restu Sport.

Di toko tersebut menjual berbagai sepatu Adidas lawas yang tidak hanya langka, tetapi juga dikira sudah musnah oleh para penggemar Adidas seperti Harry.

"Pada saat itu kami juga menemukan sepatu Adidas tahun 1970-an dengan bentuk yang sudah tidak terawat dan solnya hancur," kata dia.

"Tetapi, sepatu Adidas itu serinya memang yang langka banget. Jadi kalau di kalangan komunitas Adidas kita pikirnya seri itu sudah musnah dan kita hanya bisa melihatnya berdasarkan katalog saja," ujar dia.

Koleksi produk lawas Adidas di Museum Die Hard Adidas Fan.Die Hard Adidas Fan Koleksi produk lawas Adidas di Museum Die Hard Adidas Fan.
Menurut Harry, ada banyak seri yang dianggap musnah atau the lost seri ternyata masih bisa ditemukan di toko tersebut.

Selain sepatu, Harry juga menemukan sport tracktop jacket milik tim nasional sepakbola Indonesia tahun 1980-an.

"Jadi di tracktop itu memang ada logo garuda yang dipakai oleh tim nasional sepakbola Indonesia tahun 1980-an dan tracktop-nya itu masih dibuat di West Germany," kata Harry.

Dengan berbagai koleksi lawas yang ditemukannya, Harry pun memutuskan untuk membuat museum sebagai passion dan pengetahuan bagi orang lain yang memiliki kecintaan yang sama terhadap Adidas.

Die Hard Adidas Fan

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by DIEHARDADIDASFAN® (@diehardadidasfan)

Sebelum membuat museum, Harry sendiri telah mem-branding dirinya di media sosial sebagai "Die Hard Adidas Fan" yang kemudian dia jadikan sebagai nama brand.

"Sekarang kita fokuskan Die Hard Adidas Fan ini sebagai brand. Jadi, kita tidak hanya punya museum, tetapi juga ada konten-konten di YouTube untuk edukasi," ungkap dia lagi.

Untuk di museum, Harry mengatakan tidak ada sepatu atau produk Adidas yang dijual.

Koleksi produk lawas Adidas di Museum Die Hard Adidas Fan.Die Hard Adidas Fan Koleksi produk lawas Adidas di Museum Die Hard Adidas Fan.
Namun, bagi orang-orang yang ingin menjual dan membeli produk Adidas yang jarang ditemui bisa mengaksesnya melalui website resmi Die Hard Adidas Fan atau akun Instagram Die Hard Adidas Fan Shop.

Lebih lanjut, Harry menambahkan bahwa museum Die Hard Adidas Fan yang berlokasi di Kemang ini terbuka untuk umum, dan siapa pun yang ingin mengetahui lebih banyak mengenai Adidas.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by DIEHARDADIDASFAN® (@diehardadidasfan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com