Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Varian Omicron Lebih Mudah Menyebar di Kabin Pesawat, Benarkah?

Kompas.com - 23/12/2021, 14:30 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Bloomberg

KOMPAS.com - Kemunculan varian Omicron, varian baru virus corona menjadi perhatian di dunia, termasuk di Indonesia.

Sampai hari ini, total kasus konfirmasi positif Covid-19 akibat penularan varian Omicron di Indonesia mencapai lima kasus.

Disebut-sebut, varian Omicron cenderung lebih mudah menyebar dibandingkan varian Covid-19 lainnya.

Hal ini dijelaskan dokter dan penasihat medis di International Air Transport Association, David Powell.

Menurut Powell, penumpang pesawat dua kali bahkan tiga kali berisiko lebih besar terinfeksi Covid-19 varian Omicron selama penerbangan.

Lebih dari 70 persen kasus baru varian Omicron ditemukan di AS hanya dalam hitungan minggu.

Baca juga: Omicron Mengintai, Agenda Libur Akhir Tahun Harus Batal?

Filter udara tingkat medis pada pesawat penumpang modern memang menurunkan risiko paparan Covid-19 di pesawat ketimbang tempat-tempat ramai seperti pusat perbelanjaan.

Namun, risiko paparan varian Omicron di pesawat terbang sama besar dengan risiko paparan di tempat lain.

Powell menilai, pesawat kelas bisnis kemungkinan besar lebih aman dari paparan varian Omicron daripada kelas ekonomi yang lebih padat.

"Risiko (di pesawat) relatif mungkin meningkat, sama seperti risiko pergi ke supermarket atau naik bus bertingkat," ungkapnya.

Dalam wawancara dengan Bloomberg News pada Selasa (21/12/2021), Powell, mantan kepala petugas medis di Air New Zealand menerangkan segala fakta yang diketahuinya terkait varian Omicron ini.

"Apa pun risiko infeksi pada varian Delta, kita harus berasumsi risiko infeksi varian Omicron akan dua hingga tiga kali lebih besar," tutur dia.

"Seperti apa pun risiko itu, di pesawat, keamanan harus ditingkatkan dengan jumlah yang sama."

Untuk meminimalkan risiko paparan virus, ia menganjurkan kita agar menghindari permukaan yang sering disentuh, membersihkan tangan, memakai masker, dan menjaga jarak.

Lebih lanjut, ia menekankan perlunya mematuhi prosedur penerbangan, menghindari kontak dengan penumpang lain, tidak membuka masker selama penerbangan kecuali saat makan dan minum.

Lalu, apakah kita tidak boleh melepas masker untuk makan dan minum ketika berada di pesawat terbang?

Jika penerbangan berlangsung selama dua jam, kata Powell, ia menyarankan untuk tetap memakai masker sepanjang waktu.

"Tetapi jika itu penerbangan 10 jam, sangat tidak masuk akal meminta orang untuk tidak makan dan minum," jelasnya.

"Apa yang sebagian besar telah dilakukan maskapai adalah mengajak, tetapi tidak memaksa pelanggan yang mencoba untuk sedikit melepas masker mereka."

Halaman:
Sumber Bloomberg
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com