Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental Selama Jalani Program Bayi Tabung

Kompas.com - 23/12/2021, 17:30 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

KOMPAS.com - Program bayi tabung adalah proses yang panjang, kompleks dan melelahkan bagi pasangan.

Metode kehamilan berbantu ini dilakukan dengan banyak tahap sampai akhirnya proses pembuahan terjadi.

Kita diharuskan menjalani pemeriksaan kesehatan rutin, konsumsi obat-obatan secara intens hingga tambahan hormon untuk meningkatkan peluang.

Biaya yang dikeluarkan juga tidak sedikit, bisa mencapai ratusan juta rupiah untuk satu kali program bayi tabung.

Pasangan yang ingin menjalani program kehamilan dengan metode bayi tabung disarankan memahami prosedur, peluang, dan risikonya terlebih dulu.

Namun tidak banyak yang mempersiapkan diri menghadapi beban mentalnya.

Baca juga: Siti Nurhaliza Lahirkan Bayi Tabung di Usia 42 Tahun, Apa Risikonya?

Manajer layanan konseling IVF Monash, Australia, Rita Alesi, mengatakan kebanyakan pasangan begitu terfokus pada aspek fisik perawatan sehingga terkejut dengan beban mentalnya.

Pengalaman emosional selama program bayi tabung

Ilustrasi pasangan yang mengalami masalah kesuburanProstock-studio Ilustrasi pasangan yang mengalami masalah kesuburan

Menjalani program bayi tabung merupakan pengalaman emosional yang sarat dengan harapan dan risiko kehilangan, jika gagal.

"Banyak individu dan pasangan merasa sulit menaiki 'rollercoaster IVF'. Ada pengalaman kehilangan dan harapan yang terjadi bersamaan — itu terjadi secara bersamaan," kata Bronwyn Leigh, psikolog perinatal yang berbasis di Australia.

Perasaan kita terombang-ambing selama program kehamilan berbantu itu. Ada harapan dan rancangan masa depan ketika metode tersebut berhasil.

Di saat yang sama, ada ketakutan akan banyak kekecewaan dan kesedihan jika inseminasi yang dijalani gagal.

Belum lagi kerugian finansial yang harus ditanggung dengan jumlah yang tidak sedikit.

Ada beberapa tahap proses IVF di mana perasaan senang dan sedih itu dapat terjadi.

Misalnya eksplorasi infertilitas melalui tes, operasi, perawatan hormon, pengumpulan sel telur, pembuahan sel telur, dan transfer embrio.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com