Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalimat Toxic Soal Makanan ini Harus Berhenti Diucapkan Saat Liburan

Kompas.com - 27/12/2021, 10:14 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

Sumber HuffPost

KOMPAS.com - Liburan Natal dan Tahun Baru kerap diwarnai makan besar bersama keluarga.

Tradisi ini jadi kesempatan untuk menikmati berbagai menu khas liburan, lengkap dengan makanan manis dan berlemak.

Banyak yang sulit menolak godaan menyenangkan ini dan kemudian menyisihkan dietnya untuk sementara.

Sayangnya, perasan bersalah seringkali timbul ketika mendengar kalimat toxic seperti "Saatnya membakar lemak dari makanan Natal kemarin" atau "Kita besok pasti akan menyesal menikmati makanan enak ini".

Bentuknya bisa bervariasi namun intinya menjadikan makanan sebagai musuh atau perilaku makan kita sebagai hal yang salah.

Kalimat tersebut biasanya disampaikan sebagai lelucon atau penyemangat untuk kembali berolahraga.

Namun pernyataan tersebut rupanya buruk bagi mentalitas dan mendiskreditkan manfaat olahraga yang lebih penting.

Baca juga: 6 Hidangan yang Wajib Disajikan Ketika Natal, Apa Saja?

Emmie Keefe, ahli gizi yang berbasis di Boston, AS, mengatakan kalimat yang fokus pada motivasi berbasis kalori ini dapat menjadi bumerang.

“Kita tidak boleh berolahraga demi membakar kalori. Kita harus berolahraga untuk kesehatan jantung, untuk kesehatan mental, untuk kesehatan emosional," jelasnya, dikutip dari Huffpost. 

Ilustrasi kalkun untuk sajian natalDok. Pexels/ Tima Miroshnichenko Ilustrasi kalkun untuk sajian natal

Menurutnya, ada banyak alasan positif untuk berolaharaga namun membakar kalori bukan salah satunya.

Penelitian terbaru menunjukkan, fokus pada olahraga teratur meningkatkan umur panjang, lebih berpengaruh dari penurunan berat badan.

Olahraga juga mengurangi gejala kecemasan dan depresi, meningkatkan kreativitas, dan membantu kita tidur lebih nyenyak.

Menganggap olahraga sebagai hukuman karena sudah makan enak selama liburan, dibandingkan aktivitas yang bermanfaat, cenderung membuat kita enggan mempertahankan perilaku sehat.

Baca juga: Masa Liburan Bikin Berat Badan Naik? Begini Cara Mencegahnya

Keefe menambahkan, senam mental yang dilakukan dengan menghitung kalori masuk dan keluar dengan makanan atau olahraga tidak selalu realistis serta membantu.

Sebaliknya, olahraga teratur dapat membantu kita merasa lebih termotivasi di bidang lain dalam hidup dan merasa menjalani hari dengan produktif.

Halaman:
Sumber HuffPost
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com