Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Meredakan Emosi Negatif yang Muncul Akibat Nonton Layangan Putus

Kompas.com - 27/12/2021, 16:30 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

KOMPAS.com - Layangan Putus, web series yang dibintangi Reza Rahardian dan Putri Marino, viral karena membuat penontonnya ikut emosi.

Kisah isu perselingkuhan rumah tangga yang diangkatnya sukses memicu kemarahan, kekesalan, maupun kesedihan saat menyaksikannya.

Berbagai emosi negatif itu muncul tak lain sebagai bentuk simpati pada nasib tokohnya.

Baca juga: Layangan Putus Bikin Penontonnya Geregetan, Kok Bisa?

Penonton umumnya geregetan pada karakter Aris, diperankan Reza, yang merupakan suami tak setia.

Sebaliknya, banyak yang iba dan berempati pada Kinan, diperankan Putri Marino, karena diselingkuhi dengan Lydia, yang dibawakan oleh Anya Geraldine.

Apalagi Layangan Putus rupanya diangkat dari kisah nyata sehingga makin banyak penonton yang ikut emosional.

Perasaan marah, jengkel, dan geram muncul ketika menoton drama yang tayang secara streaming itu. 

Begitu intensnya perasaan negatif tersebut bahkan dapat memicu trauma masa lalu atau kecemasan tersendiri.

Psikolog keluarga dan anak, Lucia Peppy Novianti, M. Psi., mengatakan terhanyut emosi saat menyaksikan drama, membaca novel atau hiburan lainnya sangat mungkin terjadi.

Namun kita perlu membatasi diri khususnya ketika hibutan tersebut malah memicu dampak psikologis dan emosional yang berlebihan.

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meredakan emosi negatif yang dirasakan ketika menyaksikan Layangan Putus maupun konten lainnya.

Pertama, grounding yakni mengembalikan kondisi emosional pada diri kita dan realita, lepas dari pengaruh film, drama, novel, dll.

"Ada teknik khusus untuk segera memutus nuansa emosional terhadap apa yang kita persepsikan itu," jelasnya kepada Kompas.com, Senin (27/12/2021).

Cara termudah melakukannya misalnya dengan memanfaatkan panca indera kita untuk kembali ke kenyataan.

Baca juga: Tangani Emosi Negatif dengan Cara Sehat, Begini Tipsnya

Misalnya menyimak apa yang tercium di sekitar kita, merasakan after taste makanan di lidah atau memperhatikan apa yang ada di sekitar.

Selain itu, kita juga bisa meredakan emosi negatif yang dipicu Layangan Putus melalui self talk atau afirmasi.

"Kita perlu menyatakan, menguatkan pikiran bahwa apa yang men-trigger itu hanya ada di film, jika memang saat itu realitanya sedang mengalami hal serupa," kata Lucia.

Refleksi diri khususnya diperlukan untuk memisahkan yang sedang terjadi di film dengan apa yang benar-benar dialami.

"Refleksi secara tertulis akan lebih baik, tidak hanya di dalam hati atau sekedar mbatin," tambah psikolog jebolan Universitas Gadjah Mada ini.

Refleksi tertulis akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan objektif untuk membedakan kenyataan dengan fiksi.

Perbandingan tersebut mempermudah kita kembali ke realita dan menurunkan kecemasan, termasuk soal isu perselingkuhan yang dibahas di Layangan Putus.

"Tapi kalau itu sudah dilakukan tidak ngefek atau malah makin parah kecemasannya, mungkin lebih baik segera mengakses bantuan profesional," terangnya.

Ia menyarankan segera berkonsultasi ke psikolog, baik daring maupun luring, jika respon emosional kita sudah berlebihan. 

Rasa marah, takut maupun kekesalan yang terlalu intens mungkin menjadi pertanda jika kita memerlukan bantuan lebih lanjut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com