Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makan Telur Berlebihan Memunculkan Risiko Diabetes

Kompas.com - 28/12/2021, 06:27 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Apakah kamu sering menyantap telur di pagi hari? Memang, telur merupakan salah satu makanan bergizi yang digemari banyak orang.

Selain terdapat pada beragam masakan, telur disukai karena mengandung nutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan.

Meski begitu, konsumsi telur secara berlebihan bisa memicu penyakit diabetes, menurut satu studi terbaru.

Studi ini dilakukan pada 1991-2009 oleh peneliti di University of South Australia, bekerja sama dengan China Medical University dan Qatar University.

Adapun peserta yang dilibatkan terdiri dari 8.545 orang dewasa berusia rata-rata 50 tahun. Mereka berpartisipasi dalam China Health and Nutrition Survey.

Dari studi tersebut, terungkap peserta yang mengonsumsi satu butir telur atau lebih per hari berisiko terkena diabetes hingga 60 persen.

Efek dari konsumsi telur ini lebih terlihat pada wanita ketimbang pria.

Sebagai catatan, studi ini merupakan studi pertama yang meneliti konsumsi telur pada sampel besar orang dewasa di China.

Baca juga: Kenali, Efek Samping dari Kebanyakan Makan Telur

Ahli epidemiologi dan ahli kesehatan masyarakat Ming Li mengatakan, peningkatan risiko diabetes adalah kekhawatiran yang berkembang saat ini.

"Diet adalah faktor yang diketahui dan dapat dimodifikasi yang berkontribusi terhadap penyakit diabetes tipe 2," jelasnya.

Oleh karenanya, kita perlu memahami berbagai faktor dalam diet yang bisa berdampak pada peningkatan prevalensi diabetes.

Sejak beberapa dekade belakangan, masyarakan di China telah mengalami perubahan pola makan, dari makanan seperti biji-bijian dan sayuran beralih ke makanan olahan berupa daging, camilan, serta makanan padat energi.

"Pada saat yang sama, konsumsi telur juga terus meningkat. Dari tahun 1991 hingga 2009, jumlah orang yang memakan telur di China hampir dua kali lipat."

Demikian bunyi pernyataan Li dalam makalah yang dimuat di British Journal of Nutrition.

Studi yang dilakukan Li beserta tim peneliti bertujuan untuk mengetahui efek jangka panjang mengonsumsi telur dan seberapa besar risiko individu terkena diabetes.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com