Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/12/2021, 15:12 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Rasa gatal di tubuh akan membuat kita secara otomatis menggaruk bagian yang gatal. Ini merupakan reaksi yang alami, dan terkadang tidak disadari.

Namun tidak semua jenis gatal boleh digaruk, karena itu akan berdampak buruk pada kondisi kulit. Luka, infeksi, atau iritasi yang ada di kulit bisa bertambah parah.

Inilah 10 jenis gatal di kulit yang sebaiknya tidak digaruk.

1. Gatal karena kulit kering

Pemicu paling umum untuk rasa gatal adalah ketika lapisan luar pelindung kulit bernama stratum korneum menjadi kering.

Tubuh kita memiliki persediaan ceramide yang sedikit. Ceramide adalah lipid khusus yang bertindak sebagai pelindung kulit (skin barrier) untuk menjaga hidrasi kulit serta mencegah material asing masuk ke kulit.

Menggaruk gatal karena kulit kering dapat berdampak negatif pada lapisan permukaan kulit.

"Kulit kita dapat membentuk retakan dan luka terbuka, yang pada akhirnya menyebabkan infeksi," kata Sylvia Hsu, MD, ketua dermatologi di Temple University Lewis Katz School of Medicine di Philadelphia, AS.

Bahan-bahan kimia yang keras dari deterjen atau produk kecantikan dapat meresap ke kulit dan menyebabkan alergi terhadap formulasi bahan-bahan kimia itu.

Untuk mengatasi rasa gatal akibat kulit kering, mandilah dengan air hangat, bukan air panas. Lalu, tutup hidrasi di kulit dengan mengoleskan salep atau krim pelembap ketika kulit masih dalam kondisi sedikit basah.

Baca juga: Kulit Kering atau Eksim? Cermati Perbedaannya...

2. Gatal karena gigitan serangga

Ketika nyamuk menggigit, sistem kekebalan akan mendeteksi air liur dari serangga itu dan melepaskan histamin. Histamin inilah yang secara langsung memicu rasa gatal.

Penyebab gatal umum lainnya adalah chigger atau tungau kecil yang ditemukan di hutan atau daerah padang rumput.

Gigitan chigger melepaskan enzim ke dalam kulit untuk mengikis jaringan. Hal ini menyebabkan sel-sel kulit di pinggiran kulit mengeras dan gatal.

Ada pula semut api yang dapat menyengat kulit sehingga kulit kita melepuh dan bernanah.

Jika salah satu dari serangga yang disebutkan menggigit dan menimbulkan rasa gatal, jangan digaruk.

"Menggaruk akan menyebabkan lebih banyak peradangan," kata Hsu.

Setiap kali kita menggaruk, bakteri dapat masuk dan membuat kita rentan terhadap infeksi.

Solusinya, gunakan kompres es di area kulit yang terasa gatal atau mengoleskan kulit dengan krim anti-gatal yang dijual bebas.

Baca juga: Mengapa Gigitan Nyamuk Sebabkan Gatal?

3. Gatal karena luka yang belum sembuh

Rasa gatal karena luka yang belum sembuh merupakan bagian dari respons peradangan, jelas Brian Kim, MD, co-director di Washington University School of Medicine Center for the Study of Itch, di St. Louis.

"Ketika kulit terluka, kita juga merusak saraf, dan saraf yang dalam tahap pemulihan akan menimbulkan sensasi gatal," ucap dia.

Apabila rasa gatal itu digaruk, kita akan merobek kulit halus yang sedang berusaha memulihkan diri sehingga proses penyembuhan menjadi lebih lama dan kita merusak jaringan parut.

Ditambah lagi, kuku kita kemungkinan besar menampung bakteri yang dapat masuk ke luka dan memicu infeksi.

Gunakan krim topikal yang memiliki sensasi dingin untuk membantu meredakan rasa gatal akibat luka yang belum sembuh.

Baca juga: Meski Gatal, Jangan Garuk Eksim Kulit! Dokter Ungkap Alasannya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com