Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini yang Terjadi Pada Otak dan Tubuh Saat Kita Nonton Sepak Bola

Kompas.com - 30/12/2021, 13:55 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

Sumber NBCNews

Kita ikut sedih, bahkan menangis ketika mereka kalah dan tak kalah bersuka ria saat tim jagoan menang.

Fenomena itu ada hubungannya dengan neurotransmiter, senyawa kimia yang diproduksi otak untuk mengatur suasana hati kita, dan hormon.

Otak mulai melepaskan neurotransmitter dopamin ketika jagoan kita menang.

Baca juga: Pemain Sepak Bola di Euro 2020 Kenakan Bra, Apa Fungsinya?

Demikian paparan dari Dr. Richard Shuster, psikolog klinis di Texas, dopamin tersebut terlibat langsung dalam mengatur rasa penghargaan dari otak

Sebaliknya, ketika tim favorit tampil buruk dan kalah, otakmenghasilkan kortisol.

Hormon tersebut dibuat di kelenjar adrenal yang dilepaskan tubuh saat kita sedang stres.

"Lebih buruk lagi, otak kita mungkin menghasilkan lebih sedikit serotonin, yang dapat menyebabkan peningkatan kemarahan dan depresi," kata Shuster.

Tubuh bereaksi terhadap otak

Kondisi fisik kita cenderung mengikuti suasana mental sehingga berkeringat dingin saat nonton sepak bola adalah hal wajar.

Demikian pula ketika kita bersorak gembira atau berteriak penuh kemarahaan saat menonton pertandingan olahraga.

“Ketika Anda mengalami kecemasan sebelum atau selama permainan, itu bukan imajinasi Anda,” kata Michael Grabowski, Ph.D, profesor komunikasi di Manhattan College.

Sejumlah menunjukkan, penggemar olahraga dapat memiliki kecemasan yang intens sebelum pertandingan besar, seperti para atletnya.

Keluhannya termasuk kecemasan kognitif dan kecemasan somatik, seperti gugup atau ekspresi kecemasan fisik lainnya.

Sensasi kegembiraan yang dirasakan saat tim sepak bola favorit menang juga membuat otak terlempar dalam kondisi yang disebut keadaan rangsang.

Baca juga: Babak Baru, Saat Fesyen Jadi Juara dalam Industri Sepak Bola

Keadaan rangsang ini berasal dari hormon adrenalin, dan kegembiraan itu sering muncul dalam perilaku tubuh manusia.

“Ketika kita stres atau gugup, otak kita kembali mengirimkan sinyal yang menyebabkan pelepasan adrenalin dari kelenjar adrenal,” Dr. Jason D. Hanks, direktur anestesi di NYC Surgical Associates, New York.

Jantung mulai berdetak lebih cepat, tekanan darah meningkat dan darah dialihkan ke bagian terpenting tubuh, yang menjadi bagian dari respons fight-or-flight.

Organ lain yang kurang penting, seperti sistem pencernaan, menutup suplai darah, yang memicu sensasi seperti yang kita alami saat gugup atau cemas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber NBCNews
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com