Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Catat, Inilah Cara Menemukan Pekerjaan yang Work Life Balance

Kompas.com - 31/12/2021, 17:12 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Belakangan ini semakin banyak orang yang merasa waktunya lebih banyak digunakan untuk bekerja, ketimbang untuk kehidupan pribadi.

Demikian pula ketika pandemi Covid-19 melanda. Orang-orang yang bekerja dari rumah mulai frustasi dan stres karena beban pekerjaan yang berlebihan.

Bagi mereka yang selama ini memperjuangkan work life balance, ritme pekerjaan yang mengorbankan kehidupan pribadi bukanlah pekerjaan yang harus dipertahankan.

Menurut CEO Emtrain, Janine Yancey, saat ini telah terjadi "great resignation" yang ditandai karyawan menuntut lebih banyak dari pimpinan mereka daripada sebelumnya.

Melansir BBC, great resignation adalah pengunduran diri karyawan secara besar-besaran selama atau pascapandemi Covid-19.

Mereka yang melakukannya ingin menyempurnakan keseimbangan hidup kerja yang lebih baik dan membuat pilihan karier selanjutnya.

"Dan keseimbangan kehidupan kerja sekarang menjadi salah satu faktor penting dalam keputusan mereka tentang di mana mereka akan bekerja," ujar Yancey.

Tidak hanya kepentingan karyawan untuk menemukan perusahaan yang mendukung work life balance, tetapi juga penting bahwa perusahaan menawarkannya untuk karyawan.

Baca juga: Jaga Keseimbangan Antara Bekerja dan Kehidupan Pribadi demi Kesehatan

Apa itu work life balance?

Bagi sebagian orang, work life balance adalah kesempatan untuk bisa pulang jam 4 sore setiap hari tanpa memikirkan pekerjaan setelahnya.

Bagi orang lain yang bekerja sebagai ahli bedah, guru, politisi tidak ada cara nyata untuk meninggalkan kantor tanpa memikirkan pasien, siswa, atau konstituen sepanjang waktu.

Pasalnya, mereka membawa pulang pekerjaannya setiap hari, menilai ujian atau tugas setelah bekerja, dan menghadiri pertemuan malam.

Itulah sebabnya Julia Carlson, pendiri dan CEO Financial Freedom Wealth Management Group, lebih menyukai istilah "work life integration".

Baginya, prinsip ini bersandar pada pekerjaan saat dibutuhkan dan bisa meluangkan waktu bersama keluarga di saat yang penting.

Prinsip kerja yang dikemukakan Carlson bukanlah tentang alokasi waktu harian yang dihabiskan untuk pekerjaan atau kehidupan dan karier.

"Ada masa dalam hidup saya di mana saya harus bekerja sangat keras dan itu tidak seimbang dalam arti bahwa anak-anak saya tahu saya bekerja sangat keras sekarang," kata Carlson.

“Lalu ada masa istirahat dan pemulihan serta bermain dengan anak-anak. Integrasi berarti bahwa apa yang saya lakukan sekarang adalah hal yang paling penting dan ketika saya bersama anak-anak saya, itu adalah hal yang paling penting," sambung Carlson.

Sementara itu, pakar HR lainnya mendefinisikan work life balance sebagai fleksibilitas.

"Keseimbangan kehidupan kerja tidak bisa lebih umum daripada sekarang, yaitu keluar dari pandemi," kata Leslie Tarnacki, SVP SDM di WorkForce Software.

"Orang-orang harus benar-benar berurusan dengan keseimbangan kebutuhan keluarga, menemani anak-anak di rumah dan mendidik mereka, sambil menyelesaikan pekerjaan juga. Lebih dari segalanya, ini bermuara pada fleksibilitas," lanjutnya.

Tarnacki mengatakan, para pengusaha sedang belajar untuk merangkul fleksibilitas kerja untuk mengakomodasi kehidupan karyawan di luar kantor.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com