KOMPAS.com - Harga rokok, termasuk sigaret, cerutu dan vape, dipastikan naik di awal 2022 ini.
Penambahan harga ini seiring dengan kenaikan tarif Cukai Hasil Tembakau (CHT) sebesar rata-rata 12 persen, sesuai ketetapan pemerintah.
Peraturan ini diperkirkan akan membuat harga rokok per bungkus berkisar Rp 40.000, untuk ukuran yang berisi 20 batang.
Tentunya, kenaikan harga rokok ini menjadi momen yang tepat untuk menghentikan kebiasaan yang buruk bagi kesehatan ini.
Baca juga: Jangan Sepelekan! Ini 10 Bahaya Merokok bagi Kesehatan
Harga rokok yang makin melonjak tinggi bisa membuat kondisi keuangan bertambah buruk.
Akan lebih baik jika dana membeli rokok dialokasikan untuk hal lain yang lebih bermanfaat.
Selain itu, berhenti merokok juga akan menjauhkan kita dari penyakit dan meningkatkan kesehatan organ tubuh.
Sayangnya, harga rokok yang makin mahal saja tidak cukup untuk mempertahankan motivasi kita berhenti melakukannya.
Ada beberapa hal penting untuk memastikan kita berhenti merokok untuk selama-lamanya.
Banyak perokok merasa amat kehilangan kebiasaanya itu ketika memutuskan untuk berhenti.
Maka penting untuk mengalihkan kebiasaan dan kecanduan itu pada hal lainnya seperti makan camilan atau mengunyah permen karet.
Jika kebiasan baru ini memicu kenaikan berat badan, saatnya memulai untuk berolahraga secara rutin.
Mengganti kecanduan rokok dengan olahraga adalah strategi jangka panjang yang bagus.
Baca juga: Studi Terbaru, Rokok Elektrik Tidak Efektif Kurangi Kecanduan Merokok
Pasalnya, dopamin yang dilepaskan oleh otak selama berolahraga membantu ketidakseimbangan kimia yang disebabkan oleh tidak adanya nikotin.
Berolahraga juga baik untuk mulai membalikkan konsekuensi negatif yang ditimbulkan oleh kebiasaan merokok selama ini.