Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Rokok Naik, Saatnya Hentikan Kebiasaan Buruk Ini

Kompas.com - 03/01/2022, 11:15 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

KOMPAS.com - Harga rokok, termasuk sigaret, cerutu dan vape, dipastikan naik di awal 2022 ini.

Penambahan harga ini seiring dengan kenaikan tarif Cukai Hasil Tembakau (CHT) sebesar rata-rata 12 persen, sesuai ketetapan pemerintah.

Peraturan ini diperkirkan akan membuat harga rokok per bungkus berkisar Rp 40.000, untuk ukuran yang berisi 20 batang.

Tentunya, kenaikan harga rokok ini menjadi momen yang tepat untuk menghentikan kebiasaan yang buruk bagi kesehatan ini.

Baca juga: Jangan Sepelekan! Ini 10 Bahaya Merokok bagi Kesehatan

Harga rokok yang makin melonjak tinggi bisa membuat kondisi keuangan bertambah buruk.

Akan lebih baik jika dana membeli rokok dialokasikan untuk hal lain yang lebih bermanfaat.

Selain itu, berhenti merokok juga akan menjauhkan kita dari penyakit dan meningkatkan kesehatan organ tubuh.

Sayangnya, harga rokok yang makin mahal saja tidak cukup untuk mempertahankan motivasi kita berhenti melakukannya.

Ada beberapa hal penting untuk memastikan kita berhenti merokok untuk selama-lamanya.

Alihkan kebiasaan merokok ke hal lainnya

Banyak perokok merasa amat kehilangan kebiasaanya itu ketika memutuskan untuk berhenti.

Maka penting untuk mengalihkan kebiasaan dan kecanduan itu pada hal lainnya seperti makan camilan atau mengunyah permen karet.

Jika kebiasan baru ini memicu kenaikan berat badan, saatnya memulai untuk berolahraga secara rutin.

Mengganti kecanduan rokok dengan olahraga adalah strategi jangka panjang yang bagus.

Baca juga: Studi Terbaru, Rokok Elektrik Tidak Efektif Kurangi Kecanduan Merokok

Pasalnya, dopamin yang dilepaskan oleh otak selama berolahraga membantu ketidakseimbangan kimia yang disebabkan oleh tidak adanya nikotin.

Berolahraga juga baik untuk mulai membalikkan konsekuensi negatif yang ditimbulkan oleh kebiasaan merokok selama ini.

Atasi hambatan mental

Ilustrasi berhenti merokokfreepik Ilustrasi berhenti merokok

Kenali hambatan mental terbesar kita untuk berhenti merokok sebelum benar-benar melakukannya.

Kenaikan harga rokok di awal tahun ini memang menjadi motivasi yang bagus namun tidak menjamin efeknya berlangsung lama.

Khususnya jika kita belum sepenuhnya sadar akan bahaya rokok dan mulai menyayangi tubuh sendiri.

Kita mungkin juga takut mendapatkan cibiran dari lingkungan sekitar seperti teman atau pasangan yang sesama perokok.

Ciptakan pengingat visual

Pengingat visual sangat bagus sebagai motivasi berhenti merokok dan kembali menguatkan tekad kita.

Ciptakan pengingat visual yang menarik sekaligus tepat sasaran sesuai kepribadian kita.

Baca juga: Awas, Merokok Memperburuk Rasa Sakit Kronis di Tubuh

Bentuknya tidak harus gambar organ paru-paru yang rusak, bisa juga menggunakan ilustrasi soal jumlah uang yang terbuang karena harus membeli rokok.

Banyak perokok sadar uangnya habis sia-sia dan sebenarnya bisa dipakai untuk hal lebih berguna. Namun mereka kesulitan menghentikan kebiasaan buruknya ini.

Jangan hanya bergantung pada motivasi saja

Kenaikan harga rokok adalah motivasi yang bagus namun sebaiknya tidak dijadikan alasan utama.

Berhenti merokok biasanya membutuhkan lebih dari sekadar kemauan dan kesadaran yang amat tinggi.

Pertimbangkan untuk mencari bantuan profesional dan dukungan sosial untuk menghentikan kebiasaan merokok ini.

Akan lebih mudah untuk berhenti merokok jika kita tidak sendirian melakukannya.

Studi di Amerika Serikat menunjukkan, dukungan sosial dikaitkan dengan niat yang lebih tinggi untuk berhenti, sehingga lebih mungkin untuk membantu berhenti merokok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com