KOMPAS.com - Berhenti merokok adalah keinginan banyak orang yang sayangnya tidak mudah diwujudkan.
Kebiasaan merokok memberikan efek ketagihan sehingga kita sulit untuk berhenti melakukannya.
Padahal merokok memberikan banyak efek buruk untuk kesehatan termasuk risiko penyakit jantung dan kanker.
Kesulitan untuk berhenti merokok tak lepas dari efek nikotin, zat yang terkandung dalam sigaret, cerutu maupun vape.
Nikotin begitu adiktif karena mampu mengubah keseimbangan dopamin dan noradrenalin, dua bahan kimia yang ada di otak.
Baca juga: Harga Rokok Naik, Saatnya Hentikan Kebiasaan Buruk Ini
Ketika nikotin mengubah kadar bahan kimia ini, suasana hati dan tingkat konsentrasi kita terpengaruh.
Sensasi ini menghasilkan perasaan senang sekaligus mengurangi tingkat stres dan kecemasan.
Kebiasaan merokok membuat para perokok menjadi ketergantungan dengan asupan nikotin dan dampaknya pada otak.
Hal ini bahkan dialami oleh perokok ringan, orang yang merokok kurang dari 10 batang sehari.
Untuk alasan ini pula, banyak orang kesulitan berhenti merokok. Mereka akan kembali lagi pada kebiasaan buruknya karena "merindukan" efek nikotin pada otaknya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.