Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/01/2022, 15:10 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Kelelahan yang dialami para pekerja sangatlah nyata dan ketika otak mereka tidak bisa berhenti memikirkan urusan pekerjaan, tubuh akan memproduksi kortisol atau hormon stres.

"Tiga hal terjadi di otak ketika kita memiliki stres yang terus menerus. Pertama, amigdala mulai bereaksi berlebihan dan melihat segala sesuatu sebagai ancaman," ujar Dr. Appleton.

Ada pun, amigdala adalah bagian otak yang terkait dengan proses emosional.

"Kedua, korteks prefrontal mulai sedikit panik, berarti pengambilan keputusan kita menjadi lebih emosional daripada rasional," jelasnya.

Dan yang ketiga menurut Dr. Appleton adalah hippocampus sebagai pusat memori manusia berisiko menyusut.

"Jika Anda pernah menggunakan ponsel dan kemudian berpikir, 'di mana ponsel saya?' padahal ada di tangan Anda. Atau 'di mana kunci saya?' padahal Anda memegangnyaitu adalah tanda bahwa Anda sedang stres," katanya.

"Lupa email itu atau lupa melakukan laporan itu, ini semua adalah tanda-tanda Anda sedang menuju kejenuhan dan kelelahan," tambah Dr. Appleton.

Dengan kata lain, menurut Dr. Appleton, mencoba untuk tetap bekerja sepanjang waktu lebih bisa merusak kinerja daripada mengambil waktu istirahat dari kesibukan.

Di sisi lain, stres karena pekerjaan juga dapat memengaruhi cara pekerja bertindak di luar aktivitas pekerjaannya.

Hal ini diakui oleh seorang ahli pekerja sosial dan psikoterapis berlisensi di Forward in Heels, Lily Ostler.

Ia sering mendengar keluhan dari para klien yang merasa stres bekerja merambat ke dalam kehidupan pribadi mereka.

"Pasti ada dampak pada persahabatan, hubungan romantis, hubungan keluarga, dan banyak emosi negatif seperti frustrasi dan kekecewaan," kata Ostler.

Baca juga: Waktu Habis Cuma untuk Kerja? Ini 7 Tips Ciptakan Work-Life Balance

Keinginan berisirahat di jam kerja

Dr. Appleton mencoba melihat berbagai cara istirahat dari kliennya selama mereka tidak bekerja. Istirahat yang dimaksudnya tidak hanya meningkatkan kualitas tidur.

Istirahat untuk fisik adalah bagian yang tidak bisa dilepaskan dan sama pentingnya dengan istirahat bagi pikiran dan mental.

Cara ini bisa dilakukan dengan mengajak teman untuk makan malam atau sekadar berhenti memikirkan sesuatu untuk memunculkan kreativitas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com