Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurunkan Berat Badan Bisa Kurangi Risiko Covid-19, Menurut Studi

Kompas.com - 04/01/2022, 17:18 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber CNN

"Dalam uji coba terkontrol dengan individu yang mengalami obesitas dan gagal jantung, jika mereka mengurangi berat badan atau menjalani program olahraga atau kombinasi, ada bukti penurunan berat badan merupakan hal yang baik dilakukan," tutur Kass.

Sebuah studi besar yang dimuat dalam JAMA Surgery menunjukkan, penurunan berat badan yang substansial membuat perbedaan besar.

Studi yang didanai oleh Medtronic --penyedia perangkat untuk operasi penurunan berat badan-- meninjau catatan dari 20.212 orang selama lebih dari enam tahun.

Hasil dari tes Covid-19 menunjukkan angka yang saling mendekati antara kelompok yang menjalani operasi penurunan berat badan dengan kelompok kontrol, yakni 9,1 persen dan 8,7 persen.

Pasien dalam kelompok yang menjalani operasi penurunan berat badan dikaitkan dengan risiko lebih rendah untuk rawat inap, kebutuhan oksigen tambahan, dan gejala parah dari Covid-19.

Kelompok pasien ini juga memiliki insiden kumulatif 10 tahun lebih rendah (53 persen) dari semua penyebab kematian yang tidak terkait Covid-19 dibandingkan kelompok kontrol.

"Temuan ini menunjukkan obesitas dapat menjadi faktor risiko yang dapat diubah untuk tingkat keparahan infeksi Covid-19," demikian bunyi keterangan studi tersebut.

Dr Steven Nissen, ahli jantung di Cleveland Clinic yang ikut menulis studi ini menggarisbawahi bahwa penurunan berat badan adalah faktor utama untuk mengurangi risiko keparahan akibat Covid-19, bukan operasi.

Walau memang, operasi dinilai sebagai cara yang efektif untuk menurunkan berat badan.

"Sejauh yang kami tahu, jika kita menurunkan berat badan, maka risiko Covid-19 yang serius serta morbiditas dan mortalitas Covid-19 menurun jauh," kata Nissen.

Baca juga: Masalah yang Timbul akibat Obesitas

Mengapa obesitas dapat memperparah Covid-19?

Ada berbagai alasan biologis yang membuat obesitas dapat memperparah Covid-19.

"Sel lemak adalah sel hidup, dan segera setelah kita mulai menumpuk sel lemak, itu berdampak negatif pada sistem kekebalan kita," sebut Popkin.

Sel-sel lemak akan memicu peradangan kronis. Pada individu dengan obesitas, darah rentan untuk menggumpal dan massa besar jaringan di bawah diafragma menyebabkan jantung bekerja lebih keras.

Kemudian, lemak di perut dan organ hati mengeluarkan senyawa sitokin yang menyebabkan kerusakan jaringan dan masalah pembuluh darah. Kondisi ini meningkatkan keparahan dari Covid-19.

Mereka yang mengalami obesitas juga lebih sulit untuk bernapas dibandingkan individu dengan berat badan normal.

Penderita obesitas dapat membawa kelebihan berat pada bagian dada yang menekan paru-paru, sehingga paru-paru tidak terisi penuh oleh udara.

"Kondisi ini sama seperti ketika kita berbaring dan bernapas, sementara saya duduk di atas dada Anda yang mencoba bernapas. Jauh lebih sulit menarik napas ketika paru-paru kita ditekan."

Hal itu dijelaskan Dr Rekha Kumar, spesialis pengobatan obesitas, profesor kedokteran klinis, dan ahli endokrinologi di Weill Cornell Medical College.

"Jika kita memiliki sistem pernapasan yang terganggu dan ini adalah penyakit pernapasan, maka ini kerugian bagi kita."

Baca juga: Alasan Orang Obesitas Berisiko Alami Gejala Parah Covid-19

Obesitas harus diatasi

Halaman:
Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com