Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Dampak Buruk Perselingkuhan bagi Kesehatan Mental

Kompas.com - 05/01/2022, 17:30 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

KOMPAS.com - Perselingkuhan dalam pernikahan bukan hanya menyakitkan namun juga memberikan dampak buruk bagi kesehatan mental.

Perselingkuhan membuat kita dipermalukan, dibodohi dan dimanipulasi oleh pasangan.

Namun kesehatan mental pelakunya juga bisa mendapatkan pengaruh buruk ketika melakukan tindakan tidak setia ini.

Reputasi sosial kita juga tercoreng sekaligus merasa kelelahan ketika menjalani hubungan yang diwarnai pengkhianatan ini.

Ada banyak alasan seseorang akhirnya berselingkuh dari pasangannya meskipun telah menikah.

Baca juga: Pasangan Selingkuh, Apakah Layak Dapat Kesempatan Kedua?

Dr Rahul Khemani, psikiater ternama di Rumah Sakit Wockhardt, Mumbai, India mengatakan perselingkuhan sudah ada seiring dengan munculnya konsep pernikahan.

Namun, pasangan yang selingkuh tidak selalu merupakan gejala pernikahan yang buruk.

Perilaku menyeleweng ini tidak dapat dikorelasikan dengan disfungsi perkawinan.

Terkadang, perselingkuhan bisa terjadi karena keterikatan yang tidak aman, penghindaran konflik, dan kurangnya seks yang berkepanjangan.

Perasaan kesepian, pertengkaran yang monoton dan berulang-ulang selama bertahun-tahun juga dapat menyebabkan pasangan berselingkuh.

Ada juga yang melakukannya karena merasa bisa, menganggapnya sebagai proses menemukan diri kembali dan pencarian identitas baru yang difasilitasi oleh seorang kekasih.

“Perselingkuhan di luar nikah dibebani dengan kerahasiaan, elemen klandestin, dan rasa takut ketahuan," kata Dr Khemani.

Ia mengungkapkan, perilaku ini menjadi paradoks karena justru memicu perselingkuhan lagi dan membuat orang tersebut sulit berhenti.

Saat perselingkuhan berlanjut untuk waktu yang lama, orang tersebut akan terus bergulat dengan kekhawatiran.

Misalnya soal konsekuensinya atau keharusan untuk bersikap jujur atau tidak.

Berikut adalah dampak buruk perselingkuhan bagi kesehatan mental pelakunya:

Rasa bersalah

Seseorang mungkin bahagia saat bersama selingkuhannya namun juga memendam rasa bersalah terhadap istri atau suami yang dikhianati.

Baca juga: 5 Zodiak Ini Disebut Cenderung Mudah Selingkuh, Benarkah?

Rasa bersalah ini membuat diri kita secara emosional lebih lemah, menurunkan tingkat kepercayaan diri dan harga diri. 

Perasaan ini juga menyebabkan lebih banyak stres dan pergolakan mental.

Takut ketahuan

Perasaan ketakutan yang terus menerus tidak pernah baik untuk kesehatan mental kita.

Rasa takut ketahuan saat berselingkuh membuat kita paranoid dan mempertanyakan berbagai akibatnya.

Kita takut soal yang terjadi jika tertangkap basah berselingkuh, bagaimana keluarga akan terpengaruh dan reputasi sosial yang tercoreng.

Berbagai ketidakpastian ini memicu ketidakstabilan mental dan emosional yang membuat kita lebih rentan terhadap kecemasan dan depresi.

Kelelahan mental

Jika kita dapat mengidentifikasi prediktor utama, kemungkinan besar kita bisa mengembangkan strategi untuk mencegah perselingkuhan, dan dampak yang mungkin muncul. PEXELS/ Ron Lach Jika kita dapat mengidentifikasi prediktor utama, kemungkinan besar kita bisa mengembangkan strategi untuk mencegah perselingkuhan, dan dampak yang mungkin muncul.

Perasaan bersalah yang terus-menerus dikombinasikan dengan rasa takut dapat membuat seseorang sangat kelelahan.

Apalagi, ekspektasi yang tidak semestinya dari selingkuhan kita bisa memperburuk keadaan.

Semua faktor ini digabungkan menciptakan stres dan tekanan mental, menambah perasaan kelelahan emosional.

Plus, menjalin hubungan romantis dengan dua orang pada saat yang sama sebenarnya bisa sangat menakutkan dan membebani.

Harga diri yang rusak

Terlalu banyak berpikir tentang dampak perselingkuhan bisa sangat merusak harga diri.

Perasaan bersalah dan proses berpikir yang kompleks bisa membuat seseorang penuh kekhawatiran dan kecemasan.

Baca juga: 5 Jenis Perselingkuhan yang Paling Umum Terjadi

“Perselingkuhan di luar nikah sering menimbulkan perasaan bersalah, malu, dan ngeri. Memimpin kehidupan paralel melibatkan keputusan logistik yang luar biasa yang harus dibuat dan dapat menyebabkan kelelahan, kelelahan, dan kejenuhan," kata  Dr Khemani.

Ia menegaskan, rasa takut mempertaruhkan pernikahan, yang menyebabkan luka emosional bagi pasangan dan anak-anak dapat menyebabkan penderitaan yang luar biasa.

Maka dari itu, cara terbaik untuk mencegahnya adalah dengan tidak berselingkuh dan tetap setia kepada pasangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com