Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serba-serbi Imlek: Awal Mula, Tradisi, hingga Pantangan

Kompas.com - 06/01/2022, 07:40 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kurang dari sebulan lagi orang China di seluruh dunia akan merayakan Tahun Baru China 2537 Kongzili atau Hari Raya Imlek.

Perayaan pergantian tahun berdasar sistem lunisolar ini selalu semarak dirayakan, tak terkecuali di Indonesia.

Walau awal mulanya Imlek hanya dirayakan oleh orang China, lambat laun tradisi ini mulai diakulturasi dan bisa diterima oleh banyak orang.

Di China, warga setempat tidak mengenal kata Imlek. Istilah ini hanya digunakan orang Tionghoa di Indonesia yang diambil dari bahasa Hokkian.

Imlek di negara asalnya disebut sebagai Chun Jié dalam aksara sederhana yang berarti Festival Musim Semi.

Pada tahun 2022 ini, shio yang menjadi andalan adalah Macan Air. Shio ini dipercaya mendatangkan kekuatan, keberanian, dan ketangguhan dalam menghadapi kesulitan.

Asal-usul

Imlek merupakan perayaan Tahun Baru yang biasa dirayakan orang-orang di kawasan Asia.

Mulai dari Tibet, Taiwan, Korea, Vietnam, serta negara dengan penduduk berbahasa China seperti Singapura, dan Malaysia tak mau melewatkan momen penting ini.

Imlek menurut sejarah sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini bermula ketika orang China kuno berkumpul untuk merayakan masa akhir panen.

Tetapi, catatan pertama perayaan Imlek dikatakan berasal dari periode Negara-Negara Berperang. Ini terjadi ketika Dinasti Zhou akan runtuh.

Dinasti yang berbeda kemudian melakukan praktik dan ritual yang berbeda pula.

Seperti ritual pembersihan rumah secara menyeluruh (Qin), pemujaan leluhur (Han), makan dan minum sepanjang malam (Jin), memberikan uang kepada anak-anak (Song), dan makan pangsit (Ming).

Baca juga: Yang Perlu Kita Tahu tentang Tahun Baru China...

Legenda Nian

Menurut cerita rakyat kuno, ada binatang mengerikan yang disebut "Nian", yang selalu menakut-nakuti penduduk desa ketika Imlek.

Binatang ini dipercaya memiliki kepala seperti singa tetapi memiliki tanduk tajam yang digunakan untuk menyerang mangsa.

Nian hidup di hutan belantara, bawah laut, atau, pegunungan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com