Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Transplantasi Rambut, Seperti yang Dijalani Anang Hermansyah

Kompas.com - 06/01/2022, 11:00 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

KOMPAS.com - Anang Hermansyah baru saja menjalani metode transplantasi rambut di Turki.

Musisi tersebut melakukannya untuk memperbaiki kondisi rambutnya demi bisa terlihat lebih muda.

Pria yang pernah tampil gondrong di masa mudanya itu memang mengalami masalah penipisan rambut belakangan ini.

Selain itu, garis rambut di bagian depan kepala suami Ashanti ini mulai semakin mundur.

Anang Hermansyah sebenarnya bukan selebritas Indonesia pertama yang melakukan transplantasi rambut.

Baca juga: Lewis Hamilton Diduga Transplantasi Rambut

Sebelumnya, musisi Kevin Aprilio juga pernah menjalani cangkok rambut di bagian kepala dan jenggotnya.

Transplantasi rambut memang menjadi metode efektif untuk masalah kerontokan dengan hasil yang permanen.

Transplantasi rambut, solusi permanen untuk kerontokan dan kebotakan

Transplantasi rambut adalah metode operasi memindahkan rambut yang kita miliki untuk mengisi area yang mengalami penipisan atau kebotakan.

Dikutip dari Web MD, cara ini mulai dikenal di Amerika Serikat sejak tahun 1950an namun metodenya semakin berkembang belakangan ini.

Transplantasi rambut membantu perbaikan dalam menciptakan garis rambut, menebalkan rambut dengan hasil yang terlihat alami. 

Metode yang juga dikenal dengan tanam rambut ini dilakukan dengan follicular unit strip surgery (FUSS) atau follicular unit extraction (FUE).

FUSS dilakukan dengan mengangkat potongan kulit berukuran 6 hingga 10 inci dari bagian belakang kepala kita.

Baca juga: 14 Penyebab Rambut Sering Rontok

Bagian ini disisihkan dan dijahit kulit kepalanya sehingga tertutup dan kemudian disembunyikan dengan rambut di sekitarnya.

Selanjutnya, tim ahli bedah membagi potongan kulit kepala yang dibuang menjadi 500 hingga 2.000 cangkokan kecil.

Masing-masing dengan rambut kita atau hanya beberapa helai rambut saja.

Jumlah dan jenis cangkok rambut yang kita dapatkan tergantung pada jenis rambut, kualitas, warna, dan ukuran area tempat kita menjalani transplantasi.

Sedangkan prosedur FUE diawali dengan mencukur bagian belakang kulit kepala kita.

Dokter akan mengeluarkan folikel rambut satu per satu dari area tersebut.

Area tersebut sembuh dengan titik-titik kecil, yang akan menutupi rambut kita yang sudah ada.

Baik metode FUSS maupun FUE kemudian dilanjutkan dengan menanamkan cangkok rambut satu per satu di titik yang telah dibuat.

Durasi pengerjaan transplantasi rambut

Ilustrasi rambut menipis.- Ilustrasi rambut menipis.

Transplantasi rambut umumnya dilakukan selama 4-8 jam, sesuai dengan kondisi pasien.

Kita mungkin harus mengulasi tindakan tersebut jika menginginkan rambut yang lebih tebal atau masih mengalami kerontokan.

Setelah operasi penanaman rambut, kulit kepala kita akan terasa sangat lembut sebagai efek sampingnya. 

Biasanya dianjurkan untuk mengonsumsi obat pereda nyeri dan memasang perban di kepala selama beberapa hari.

Dalam waktu 2-3 minggu setelah operasi, rambut yang ditransplantasikan akan rontok. 

Normal pula jika rambut terlihat lebih tipis dari sebelum transplantasi pada bulan ketiga sesudahnya.

Baca juga: Sering Gunakan Topi Bikin Rambut Rontok dan Botak?

Namun kita akan mulai mengalami pertumbuhan rambut baru di area transplantasi.

Umumya, dibutuhkan waktu 6-9 bulan setelah operasi untuk mendapatkan hasil terbaik.

Namun ada juga yang perlu waktu hingga 12 bulan setelah transplantasi rambut untuk mencapai tampilan yang diinginkannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com