Namun, banyak orang tanpa disadari mengorbankan kesehatan mental mereka agar pekerjaan cepat selesai.
Baca juga: 5 Tips Tingkatkan Work-Life Balance
Tanda-tanda kesehatan mentalmu menurun adalah kamu mudah marah, tersinggung, takut, gelisah, putus asa, panik, perubahan suasana hati, hingga berpikir untuk bunuh diri.
Fase ini bisa disebut sebagai titik mengkhawatirkan jika seseorang tidak memiliki waktu untuk dirinya sendiri karena pekerjaan.
Orang-orang yang mengalaminya akan merasa pekerjaan tidak terasa berarti dan tidak mau terhubung dengan teman atau klien.
Selama bekerja kamu mungkin sudah melakukan cara apa pun tapi rasanya tidak pernah cukup.
Ini bisa membuatmu merasa selalu tertinggal dan kualitas pekerjaan mungkin menurun.
Jika tidak, kamu akan terus-menerus cemas tentang kinerja pekerjaan hingga khawatir dipecat dari kantor.
Work life balance memang memberi batas yang jelas antara ranah pekerjaan dan kehidupan pribadi.
Tapi faktanya, pekerjaan seringkali menyita waktu kehidupan pribadi dan keluarga di rumah.
Alhasil, kamu bekerja lebih lama dari jam kerjamu dan tidak dapat mengambil cuti tanpa menerima telepon, SMS, dan email dari kantor.
Jika tidak kamu dituntut oleh kantor untuk selalu siap sepanjang waktu.
Tanda lain dari work life balance-mu tidak bekerja adalah kamu merasa kesepian.
Hal ini dapat terjadi walau kamu memiliki teman yang bisa dihubungi sepanjang waktu tapi kamu tidak memiliki energi untuk interaksi yang bermakna dengan keluarga atau teman.
Baca juga: Waktu Habis Cuma untuk Kerja? Ini 7 Tips Ciptakan Work-Life Balance
Setidaknya, ada empat solusi yang bisa dilakukan agar work life balance berjalan sebagaimana mestinya.
Solusi ini merupakan masukan dari psikolog Amy Sullivan, PsyD.