Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah yang Dilakukan Seorang yang Narsistik di Akhir Hubungan

Kompas.com - Diperbarui 07/12/2022, 01:14 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menghadapi pasangan yang berkepribadian narsistik memang membutuhkan cara-cara khusus.

Apalagi, jika ia sering menyalahkanmu atas suatu hal padahal kamu sama sekali tidak melakukan kesalahan.

Selain itu, orang yang narsistik selalu merasa lebih unggul dari orang lain, empatinya kurang, dan sulit menerima kritik.

Sifat inilah yang membuat pasangan dan orang lain di sekitarnya merasa tidak nyaman, risih, bahkan jengkel.

Untuk kamu yang belum tahu, dalam diri setiap orang sebenarnya terdapat sifat narsis. Sifat ini membuat seseorang pede dan kagum pada dirinya sendiri.

Tapi, narsis berlebihan yang kemudian disebut narsistik justru tidak baik.

Apa itu gangguan kepribadian narsistik?

Selama ini mungkin kamu mengira orang yang narsis mengidap gangguan kepribadian narsistik.

Padahal, dua istilah ini menurut W. Keith Campbell, profesor psikologi di University of Georgia adalah hal yang berbeda.

“Mengatakan bahwa narsisme dan gangguan kepribadian narsistik adalah sama seperti mengatakan bahwa kesedihan dan depresi adalah sama,” ujar Campbell yang juga penulis "The New Science of Narcissism".

“Jika Anda mengatakan kekasih Anda adalah seorang narsis, Anda mungkin menggambarkan seseorang yang egois, tidak berperasaan, dan suka mencari perhatian. Kami berbicara bahasa sehari-hari seperti itu,” katanya.

“Di sisi lain, jika Anda mengatakan pasangan adalah seorang narsisis, maka ini merujuk pada perilaku ekstrem dan merugikan," tambahnya.

"Ini bisa menunjukkan pasangan yang memiliki tingkat narsisme klinis yang relevan dengan intervensi pengobatan dan proses hukum atau gangguan kepribadian narsistik," lanjut Campbell.

Baca juga: Pria Narsis adalah Makhluk Paling Kesepian di Dunia

Yang terjadi dalam hubungan

Ada beberapa cara untuk menggambarkan seseorang mengidap gangguan kepribadian narsistik.

Tapi, hal yang patut diwaspadai adalah ketika seorang narsistik berada di akhir suatu hubungan, perilakunya terkadang bisa menjadi berbahaya.

“Jika Anda mencoba untuk mengakhiri hubungan dengan seorang yang narsistik, mereka akan menjadi sangat kaku dan maladaptif,” kata Elinor Greenberg, seorang psikolog berlisensi.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com