KOMPAS.com - Ketika membeli barang dari merek premium dengan label "Made in USA", pernahkah kita berpikir bahwa barang tersebut benar-benar dibuat di Amerika Serikat?
Karena baru-baru ini, produsen sepatu yang berpusat di AS, New Balance, digugat oleh lima konsumennya.
Para penggugat berargumen, NB telah menyesatkan pelanggan dengan memasarkan banyak sepatunya dengan tag marketing "Made in USA".
Padahal, sebanyak 30 persen dari isi sepatu tersebut -mereka yakini- sebenarnya diproduksi di luar negeri dengan menggunakan tenaga kerja asing.
Baca juga: Kenapa Banyak Produk Made in China?
Selain menyesatkan pelanggan, hal ini juga bertentangan dengan peraturan yang ditetapkan oleh Federal Trade Commission (FTC).
FTC menetapan perusahaan hanya dapat memberi label produk sebagai "Made in USA" jika tidak ada konten asing di dalamnya sama sekali.
Kasus ini pun menimbulkan pertanyaan yang lebih luas tentang apakah konsumen benar-benar dapat memercayai label "Made in USA"?
Dan, apakah mereka akan terus membayar mahal untuk barang yang diklaim sebagai buatan AS?
Ini adalah masalah yang terus mendapatkan perhatian, karena akhirnya beberapa perusahaan mempertimbangkan untuk mengalihkan manufaktur kembali ke AS, guna menghindari gangguan yang bisa melumpuhkan rantai pasokan.
Selama beberapa dekade, NB telah mencap diri sebagai perusahaan sepatu buatan AS.
Baca juga: Nuansa Covert Green Dominasi New Balance 990v5 Made in USA
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.