Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/01/2022, 16:00 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kamu mungkin pernah risih atau marah dengan perilaku temanmu yang narsis, bukan?

Selain mengganggu, mereka seringkali juga bersikap terlalu pede, suka memanipulasi perasaan kita, dan tidak mau dikritik.

Walau banyak orang mengira narsis adalah kebiasaan, faktanya narsis yang berlebihan bisa didiagnosis sebagai gangguan kepribadian narsistik, lho!

Tanda seseorang mengalami gangguan kepribadian ini adalah cara berpikir mereka tunggal dan percaya bahwa ia tidak pernah salah.

Orang yang demikian juga keras kepala dan teguh dalam pandangannya tentang dunia, dirinya sendiri, dan orang-orang di sekitar.

Perubahan sifat dan perilaku

Walau penyebab pasti gangguan kepribadian narsistik belum diketahui, orang yang narsis masih punya kesempatan untuk mengubah sifatnya.

Baca juga: Poster Narsis Hujan Kritik, Politikus dan Pejabat Belum Tentu Kapok

Hal ini diungkapkan Elinor Greenberg, psikolog berlisensi dan penulis "Borderline, Narcissistic, and Schizoid Adaptations: The Pursuit of Love, Admiration, and Safety".

“Tidak semua orang yang narsis bisa berubah. Mereka harus sangat termotivasi dan mau merefleksikan diri. Tapi jika ya, itu mungkin (berubah)," ujar Greenberg.

Berikut ini adalah kunci mengubah orang yang narsis agar mereka lebih berempati dan peduli dengan orang lain.

1. Tingkat narsisme

Sebenarnya setiap orang memiliki sifat narsis. Hanya saja, tingkatnya berbeda-beda.

Seperti yang sudah dielaskan, narsis yang berlebihan bisa membuat seseorang mengidap gangguan kepribadian narsistik.

“Orang dapat mengadopsi kecenderungan dan perilaku narsistik ketika merasa terancam secara fisik atau emosional, atau jika mereka dalam pergolakan kecanduan atau masalah kesehatan mental lainnya."

Hal ini dijelaskan oleh Mike Gallagher, konselor klinis profesional berlisensi dan direktur klinis di Shoreline Recovery Center di Encinitas, California.

Ia mengatakan, setelah orang yang narsis tidak lagi merasa terancam, rasa empati dan kesadaran dirinya bisa kembali.

“Namun, dengan gangguan kepribadian narsistik, kita berurusan dengan kepribadian dan bukan situasi atau keadaan," kata Gallagher.

"Mengubah kepribadian yang merupakan konstruksi karakteristik dan kualitas yang berkembang melalui pengalaman, sangatlah sulit," tambah dia.

Di sisi lain, Greenberg menemukan bentuk terapi yang bisa mengatasi orang yang mengidap gangguan kepribadian narsistik.

Terapi yang dimaksud Greenberg adalah terapi yang berfokus pada hubungan masa kanak-kanak.

Beberapa strategi terbukti dapat membantu mengubah perilaku. Tetapi bagi orang-orang yang telanjur didiagnosis butuh proses yang lebih panjang.

Baca juga: Tindakan yang Dilakukan Orang Narsis untuk Menyudahi Hubungan

2. Membuat keputusan

Greenberg mengaku banyak orang gagal mengubah sifat narsis mereka walau telah mejalani terapi.

“Salah satu permintaan yang paling sering saya dapatkan adalah pasangan yang ingin membawa pasangannya yang narsis ke terapi dengan alasan lain. Itu tidak benar-benar berhasil,” ucap Greenberg.

Untuk mulai mengevaluasi kecenderungan dan cara bertindak terhadap orang-orang di sekitar, orang yang narsis harus membulatkan tekad untuk berubah.

Tetapi itu tidak berarti teman dan keluarga tidak dapat membantu mereka untuk membawa perubahan dalam dirinya.

“Strategi terbaik bukanlah mengubah narsisme seseorang secara langsung, tetapi mengubah keinginan orang tersebut untuk berubah,” kata W. Keith Campbell, profesor psikologi di University of Georgia dan penulis "The New Science of Narcissism".

“Dengan kata lain, yakinkan orang yang narsis untuk mau berubah, dan kemudian kita bisa membantu jika diperlukan, tetapi mereka harus melakukan perubahan itu sendiri," lanjut Campbell.

Greenberg menambahkan, mengubah orang yang narsis akan dapat berhasil jika mereka secara alami memfokuskan pikiran pada sifat dan perilakunya.

“Beberapa orang yamn narsis akan benar-benar terlibat dalam terapi mereka sendiri,” ungkap Greenberg.

Ini diyakini Greenberg bisa mendorong orang yang narsis untuk merasakan tingkat kekuatan dan kendali untuk memacu keinginanya berubah.

3. Motivasi

Motivasi adalah langkah paling penting menuju perubahan. Jika orang yang narsis tidak menginginkannya maka perubahan tidak mungkin terjadi.

“Saya telah melihat orang-orang yang mengalami kegagalan yang begitu parah, sehingga mereka mengalami depresi yang membenci diri sendiri,” kata dia.

“Mereka tahu bahwa mereka narsis tetapi mereka juga telah mencapai titik terendah dan tidak tahu bagaimana caranya keluar.”

Meskipun berada di titik terendah tidak selalu buruk, baik bagi orang yang mengalaminya atau orang-orang di sekitar, ini bisa menjadi motivasi untuk memperhitungkan tingkat narsis-nya.

Tetapi mencapai titik terendah bukanlah satu-satunya cara untuk memotivasi perubahan.

"Banyak orang dengan gangguan kepribadian narsistik akan mengubah perilaku mereka jika ada manfaat yang dirasakan," kata Gallagher.

“Menerapkan perubahan dalam kasus ini sering kali berkisar pada penciptaan struktur kebiasaan yang memberi penghargaan kepada narsisis karena berubah," tambah dia.

Sementara itu, Greenberg yang sudah bertemu banyak orang yang narsis mengaku saat terapi satu-satunya hal yang boleh dibicarakan hanyalah keinginan mereka.

Baca juga: Makin Tua, Orang Makin Kurang Narsis

“Mereka tidak bisa menceritakan kisah tangensial, menyalahkan orang lain atas sesuatu atau mengeluh tentang pasangannya. Itu pasti tentang mereka," imbuh dia.

Meski pada awalnya mungkin menyakitkan, cara ini memaksa orang yang narsis untuk berdamai dengan perilakunya.

Mereka juga dipaksa untuk memberi tantangan yang harus dihadapi sebagai cara menuju perubahan.

4. Memahami yang perlu diubah

Pada tahun 2018, Campbell ikut menulis sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Personality Disorders.

Penelitian ini memberikan petunjuk terhadap motivasi orang yang narsis untuk merubah sifatnya.

“Saya telah berpikir selama bertahun-tahun dan bidang juga berpikir demikian bahwa orang yang narsis, terutama yang sudah narsistik, tidak ingin berubah karena mereka mencintai siapa mereka,” jelas Campbell.

“Dalam beberapa hal, ini masih kita amati. Orang yang berkepribadian narsistik memiliki harga diri yang tinggi, bahagia, dan merasa lebih dekat dengan diri ideal mereka daripada kita semua," tambah Campbell.

Namun, ketika menyangkut sifat kepribadian mereka yang lebih antagonis dan tidak berperasaan, seperti sifat manipulatif atau kurangnya empati, orang yang narsis biasanya melihat hal ini sebagai sesuatu yang negatif dan ingin mengubahnya.

Ini adalah temuan penting, terutama bagi orang-orang yang ingin meninggalkan temannya yang narsis dan menunjukkan orang yang narsis bahwa mereka memiliki sifat yang bisa diubah.

Kuncinya tidak terletak pada meyakinkan orang yang narsis untuk berubah tetapi dengan menggunakan kesabaran.

Cara lainnya bisa dilakulan adalah dengan memperjelas ketika mereka tidak berperasaan.

Ini dapat membantu orang yang narsis mencapai titik untuk mengejar perubahan sendiri.

“Dalam hal ini, kami ingin mendorong individu berkepribadian narsistik untuk memetakan kehidupan yang ingin mereka miliki dan kemudian mempertimbangkan bagaimana kepribadian narsistik mereka mengganggu hal itu," ujar Campbell.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com