Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/01/2022, 18:22 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Engadget

KOMPAS.com - Raksasa perlengkapan olahraga asal Oregon, AS, Nike bersengketa dengan salah satu merek pakaian olahraga ternama asal Kanada, Lululemon.

Perkara ini bermula ketika pada Juni 2020 Lululemon mulai masuk ke pasar home gym yang berkembang pesat di tengah pandemi.

Kala itu, Lululemon membeli startup kebugaran rumah, Mirror senilai 500 juta dollar AS atau Rp 7,1 triliun.

Namun, Nike tidak terima dan menuduh bahwa Mirror telah melanggar hak paten dan lantas mengajukan gugatan terhadap perusahaan itu.

Baca juga: Isu Pelecehan Seksual Hantui Produk Ternama Lululemon...

Ada pun menurut laporan CNBC dan The Wall Street Journal, alasan gugatan yang dilayangkan kepada Mirror adalah karena aplikasi tersebut menggunakan teknologi yang diciptakan dan dipatenkan oleh Nike.

Secara khusus, Nike juga mengaku telah mengajukan permohonan paten pada tahun 1983 untuk perangkat itu.

Dengan perangkat tersebut, pengguna didorong untuk berolahraga, memantau detak jantung, menentukan kecepatan saat berlari, dan kalori yang dibakar.

Perusahaan itu bahkan memiliki sejumlah aplikasi seluler untuk kebugaran, termasuk Nike Run Club dan Nike Training Club.

Dengan berbagai alasan, Nike pun akhirnya mengirimkan Lululemon daftar paten yang diduga telah dilanggar pada 3 November 2021.

Mengetahui masalah ini, Jurubicara Luluemon mengungkapkan keberatan atas gugatan hak paten Nike melalui sebuah pernyataan.

Baca juga: Pakai Label Made in USA, New Balance Digugat Konsumen, Kenapa?

"Yang dimaksud terlalu luas dan tidak valid. Kami yakin dengan posisi kami saat ini dan akan melakukan pembelaan di pengadilan," kata Jurubicara tersebut.

Diketahui, Mirror beroperasi sebagai perusahaan mandiri dalam Lululemon yang menempatkan merek olahraga itu dalam persaingan langsung dengan produsen alat olahraga lain seperti Peloton dan Tonal.

CEO Lululemon, Clavin McDonald sebelumnya mengatakan, semua pembelian itu hanyalah upaya untuk tetap terhubung dengan para konsumen, karena mereka pasti akan membelanjakan lebih banyak uang, jika terhubung dengan merek tersebut.

Apalagi, 2021 menjadi tahun yang cukup menantang untuk penjualan alat-alat kebugaran berbasis digital.

Sebagai informasi, ini bukanlah satu-satunya sengketa terkait hak paten yang melibatkan Lululemon.

Tahun lalu, perusahaan itu juga mengajukan gugatan pelanggaran hak paten terhadap Peloton, dengan menuduh bahwa desain yang digunakan untuk lini legging dan bra olahraga telah melanggar hak kekayaan intelektualnya.

 

https://www.engadget.com/nike-sues-lululemon-over-mirror-home-gym-081555042.html

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Engadget
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com