Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/01/2022, 20:34 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Setiap orang tentu pernah mengalami luka di kulit. Luka perlu penanganan sesuai dengan tingkat berat ringannya, agar tak berkembang menjadi infeksi.

Dijelaskan oleh dr.Ni Made Swantari MBiomed, SpBP-RE, luka adalah terputusnya kontinuitas jaringan akibat trauma.

"Trauma yang terjadi dapat berlansung akut seperti kecelakaan lalulintas, luka bakar, maupun kronik, atau berlangsung perlahan-lahan misalnya pada luka dekubitus atau luka diabetes," kata dokter yang menjadi penanggung jawab klinik The IndRa ini dalam siaran pers.

Ia menambahkan, pada prinsipnya penyembuhan luka terdiri dari 3 fase yaitu fase inflamasi, proliferasi dan fase maturasi.

"Untuk mempersingkat waktu penyembuhan luka, umumnya luka harus dibersihkan dari jaringan yang tidak sehat, baik dengan pemberian bahan penutup luka (dressing) maupun tindakan operasi," ujarnya.

Baca juga: Cara Pencegahan dan Perawatan Luka Diabetes

Menurutnya, penting dipahami bahwa penyembuhan luka tidak semata hanya lukanya saja. Faktor intrinsik dan ekstrinsik yang berperan pada penyembuhan luka harus diperhatikan.

Kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol dapat mengganggu penyembuhan luka.

"Demikian pula obesitas dan adanya penyakit komorbid seperti diabetes dan hipertensi dapat memperpanjang penyembuhan luka," katanya.

Klinik The IndRa melakukan bakti sosial perawatan luka dan pengobatan umum kepada warga binaan di Panti Sosial Insan Bangun Daya 2 di Cipayung, Jakarta Timur.Klinik The IndRa Klinik The IndRa melakukan bakti sosial perawatan luka dan pengobatan umum kepada warga binaan di Panti Sosial Insan Bangun Daya 2 di Cipayung, Jakarta Timur.

Mengunjungi warga binaan ODGJ

Dalam pembukaan klinik, tim dokter dari klinik The IndRa melakukan bakti sosial perawatan luka dan pengobatan umum kepada warga binaan di Panti Sosial Insan Bangun Daya 2 di Cipayung, Jakarta Timur.

Kegiatan yang merupakan bagian dari program The IndRa Peduli ini menyasar orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang terlantar dan ditampung dalam panti karena belum ditemukan keluarganya.

Adapun Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 merupakan panti sosial yang berada di bawah naungan Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta.

Sebanyak 80 dari 500 warga binaan ODGJ mengikuti kegiatan ini. Masalah kesehatan utama yang ditemukan adalah hipertensi dan penyakit kulit.

Baca juga: Cegah Amputasi, Segera Tangani Luka akibat Diabetes

Selain itu terdapat warga dengan luka yang cukup dalam dan sering kambuh saat sudah sembuh.

Salah satu perawat di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2, Aliet Wicaksono mengatakan sangat menyambut kegiatan bakti sosial seperti ini.

“Kami mendapat banyak pengetahuan mengenai luka, bagaimana cara membersihkan luka yang kotor” ucap Aliet.

Ia menambahkan, pelayanan yang diberi ke warga memuaskan dan nyaman karena komunikasi dan interaksi dokter dengan warga berlangsung baik.

Ni Made mengatakan, kegiatan The IndRa Peduli rencananya akan dilakukan tiga kali setahun, bekerja sama dengan instansi pemerintah mau pun swasta yang bertugas merawat pasien yang butuh perawatan luka mau pun pemeriksaan kesehatan dan pengobatan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com