Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/01/2022, 13:35 WIB
Anya Dellanita,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Vaksin ketiga atau yang lebih sering disebut “booster” dianggap penting untuk membantu tubuh menghadapi Covid-19, termasuk varian Omicron.

Kendati demikian, masih banyak yang belum mengetahui fungsi booster, dan bagaimana efek sampingnya bagi tubuh.

Nah, Direktur Eksekutif Pengendalian Infeksi di AdventHealth -sistem layanan kesehatan yang beroperasi di 10 negara bagian AS- Vincent Hsu memberikan paparannya.

Dia menilai wajar jika perlindungan antibodi dari vaksin berkurang seiring waktu, sehingga sebagian besar individu perlu meningkatkan sistem kekebalan dengan booster.

Bukan hanya Covid-19, beberapa vaksin lain, termasuk tetanus, juga memiliki booster.

Baca juga: Vaksin Booster Sudah Dirilis, Ini Syarat Penerimanya

Menurut Dr. Tsu, orang dengan sistem kekebalan yang lemah biasanya tubuh memiliki respons yang lebih kecil dari vaksin awal.

Untuk itu, cara menjaga sistem kekebalan tubuh tetap utuh adalah dengan terus memberikan suntikan tersebut.

Efek samping

Sebuah studi Centers for Disease Control and Prevention (CDC) yang diterbitkan pada bulan Oktober mengungkap mengenai hal ini.

Disebutkan, efek samping dari vaksin booster Pfizer dan Moderna mirip dengan yang terlihat pada vaksin utama.

Hal ini terlihat dari sakit lengan dan sakit kepala ringan sampai sedang, nyeri otot, kedinginan, kelelahan, demam, dan nyeri sendi.

Menurut laporan yang akan segera diterbitkan di British Medical Journal, semua efek samping booster pun bersifat sementara.

Selain itu, efek samping ini secara umum, dapat ditoleransi dengan baik oleh para penerimannya.

Sementara itu, menurut William Schaffner -profesor kedokteran pencegahan dan penyakit menular di Vanderbilt University School of Medicine, ada orang yang memiliki lebih sedikit atau lebih banyak efek samping, dibanding suntikan utama.

Kendati demikian, Dr. Hsu berpendapat, nampaknya tidak ada korelasi kuat antara tingkat keparahan reaksi dalam suntikan sebelumnya dan suntikan booster.

“Sulit diprediksi,” kata dia seperti dikutip laman The Healthy.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com