Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/01/2022, 09:00 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tidak mudah untuk berkomitmen penuh pada sesuatu yang baru saja kita mulai. Sama halnya dengan membina hubungan asmara.

Pada masa awal pendekatan, kita menganggap segala hal menyangkut si dia selalu menarik. Seolah tidak ada yang lebih baik darinya.

Di saat ketertarikan itu sudah memudar, kita pun ragu untuk memutuskan apakah kita benar-benar ingin selamanya bersama dia atau tidak.

Baca juga: Gangguan Kecemasan di Masa Kecil Picu Psikosis Saat Dewasa

Periode keragu-raguan ini wajar terjadi dan biasanya hanya berlangsung singkat.

Namun pada sebagian orang, periode tersebut bisa terjadi dalam waktu lama. Hal ini dinamakan relationship anxiety, atau kecemasan untuk menjalin hubungan asmara.

Relationship anxiety bisa menjadi alasan mengapa seseorang tidak ingin berkencan, karena hal itu dapat membuat mereka kelelahan dan kewalahan.

Kemungkinan kita merasa takut dicampakkan, atau membayangkan skenario terburuk yang berujung pada kandasnya hubungan.

Akibatnya, kita cenderung memilih untuk tidak membuat komitmen serius. Meskipun pada akhirnya kita mengencani seseorang, kita akan merasa tidak nyaman.

Bagaimana mengenali tanda relationship anxiety dalam diri kita?

Psikolog dan penulis buku Dr Nicole LePera memberikan petunjuk akan hal itu.

Penyebab seseorang mengalami relationship anxiety

Jika kita merasa terjebak atau kewalahan dalam sebuah hubungan, atau khawatir pasangan akan mengkhianati kita suatu hari nanti, artinya kita mengalami relationship anxiety.

Relationship anxiety bisa dipicu dari hubungan yang gagal, toksik, atau kasar di masa lalu, pengalaman tidak menyenangkan semasa kecil, atau harga diri yang rendah.

Baca juga: Pentingnya Memiliki Titik Buta dalam Hubungan Asmara

Sederhananya, relationship anxiety merupakan perasaan khawatir atau tidak aman yang intens dalam suatu hubungan, meskipun hubungan itu sendiri tampak berjalan baik.

"Relationship anxiety adalah masalah yang sangat umum karena kita memiliki komunitas yang dibesarkan dengan keterikatan tidak aman," tulis LePera.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com