Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertama di Dunia, Transplantasi Jantung Babi pada Manusia

Kompas.com - 12/01/2022, 10:26 WIB
Anya Dellanita,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seorang pria asal Maryland, Amerika Serikat, menjadi orang pertama yang hidup dengan jantung babi di dalam tubuhnya.

Ya, pria bernama David Bennet itu baru saja melakukan transplantasi, di mana jantung seekor babi yang dimodifikasi secara genetik digunakan sebagai organ pengganti.

Pria berusia 57 tahun itu setuju untuk melakukan operasi transplantasi yang berisiko tinggi tersebut, dengan harapan bisa kembali ke rumah dan bertemu anjing kesayangannya, Lucky.

Dalam operasi selama sembilan jam yang dilakukan di Pusat Medis Universitas Maryland, para dokter sukses memakai jantung dari seekor babi berusia satu tahun berbobot 108 kilogram, yang dikembangkan khusus untuk tujuan ini.

Awalnya, Bennet tidak ingin melakukan operasi percobaan ini mengingat pekerjaannya yang bergantung pada kekuatan fisik.

Namun, rupanya dua bulan berada di rumah sakit membuat operasi apa pun menjadi berisiko, dan dia mengaku tak ingin meninggal di meja operasi.

Setelah itu, pikiran Bennet pun mulai berubah dan menyadari bahwa operasi itu adalah opsi terbaik baginya.

Bahkan, dia mulai berpikir untuk membantu orang lain dengan operasi itu.

"Apa pun yang terjadi nantinya, saya ingin membantu orang lain,” ujar Bennet kepada putranya sebelum operasi dimulai.

Namun nyatanya, kini Bennett berhasil bernapas tanpa bantuan ventilator.

Meski, menurut laporan USA Today, pria ini masih harus menggunakan mesin ECMO untuk membantu memompa darah ke seluruh tubuh.

Dokter pun berencana untuk “menyapihnya” secara perlahan.

Pertama di dunia, transplantasi jantung hewan pada manusia

Mengutip CNBC TV18, operasi ini menjadi momen penting dalam bidang transplantasi organ karena menjadi transplantasi jantung babi ke manusia pertama yang sukses.

Memang, transplantasi organ dari spesies lain ke manusia-–xenotransplantasi–-bukan lagi hal baru, tetapi sebagian besar penelitian hanya difokuskan pada primata, dan jarang berhasil.

Sebut saja Baby Fae yang lahir pada 1984. Bayi yang sekarat itu sempat menerima jantung babon dalam tubuhnya.

Sayangnya, organ baru itu hanya dapat menopangnya hidup selama 21 hari.

Namun, operasi Bennett ini sedikit berbeda. Sebab, melibatkan teknologi yang bernama pengeditan gen.

Jadi, babi yang kini jantungnya ada dalam tubuh Bennett merupakan babi yang gen dalam tubuhnya “diedit” sehingga cocok dengan tubuh manusia.

Pengeditan gen itu dilakukan oleh perusahaan biotek yang berbasis di Virginia, AS, Revivicor.

Ada 10 gen yang diedit, dengan satu gen yang bertanggung jawab atas pertumbuhan berlebihan pada jaringan jantung babi telah dihilangkan.

Lalu, tiga gen lainnya yang akan menyebabkan penolakan terhadap organ juga dihilangkan, sedangkan enam gen yang mengatur penerimaan organ dalam tubuh manusia ditambahkan.

Nah, saat operasi, Bennett memakai imunosupresan standar untuk memastikan bahwa sistem kekebalannya tidak akan menyerang organ baru.

Selain itu, dipastikan pula obat eksperimental baru yang dikembangkan oleh Kiniksa Pharmaceuticals tak menyerang organ tersebut.

Kiniksa Pharmaceuticals mengembangkan perangkat perfusi baru yang dapat mengawetkan jantung babi hingga hari operasi.

"Prosedur yang berhasil memberikan informasi berharga untuk membantu komunitas medis meningkatkan metode yang berpotensi menyelamatkan jiwa pasien di masa depan," kata Dr Muhammad Mohiuddin.

Mohiuddin adalah salah satu pendiri program xenotransplantasi Universitas Maryland, sekaligus tokoh yang mengembangkan obat eksperimental yang diproduksi oleh Kiniksa.

Senada dengan itu, Dr. Bartley Griffith, dokter yang mengoperasi Bennet mengaku optimistis bahwa operasi pertama di dunia ini akan memberikan pilihan baru yang penting bagi para pasien di masa depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com