KOMPAS.com - Karakter dan sifat seorang anak akan tumbuh seiring dengan pola asuh dan kondisi lingkungan di sekitarnya.
Tentunya, sebagai orangtua kita menginginkan anak tumbuh dengan karakter dan sifat yang baik, tidak memaksakan kehendak, dan menghargai orang lain.
Namun, menjaga pola asuh dan lingkungan anak ternyata tidaklah mudah.
Kesalahan pola asuh dapat menyebabkan anak tumbuh menjadi pribadi yang egois dan mudah marah karena keinginannya tidak terpenuhi.
Baca juga: Mengajari Anak agar Tak Egois Lewat Kegiatan Bermain
Profesor dan pelatih parenting Dr Traci Baxley menjelaskan bagaimana pola asuh orangtua membuat anak menjadi egois.
Studi menunjukkan, anak yang tumbuh dengan rasa berhak --akibat pola asuh yang berlebihan-- akan lebih memedulikan dirinya sendiri.
Anak juga tidak menunjukkan empati pada orang lain, tidak memiliki etos kerja yang kuat, dan dapat menganggap suatu aturan tidak berlaku bagi mereka.
Dalam mengajarkan kasih sayang kepada anak, terkadang orangtua harus berani mengatakan tidak.
Orangtua bisa mengatakan "tidak, saya tidak akan membersihkan barang-barangmu yang berantakan" atau "saya tidak akan membelikan mainan yang kamu inginkan."
Berikan konsekuensi atas tindakan anak untuk mendukung kemampuan mereka dalam melihat situasi dari berbagai sudut pandang.
Jika anak memanggil saudaranya dengan kasar, jangan dibiarkan.
Katakan "saya merasa itu tidak pantas ketika kamu berbicara dengan saudaramu seperti itu. Memanggilnya secara kasar tidak dapat diterima, dan ada konsekuensi untuk perilaku itu."
Anak memerhatikan bagaimana orangtua merespons situasi tertentu. Maka, sadarkan anak untuk melihat apa yang diinginkan orang lain.
Baxley mencontohkan bagaimana dia ingin agar putranya lebih sering membantu dan memikirkan orang lain:
Baca juga: Ini Lho, Gaya Pengasuhan Anak Keluarga Kerajaan Inggris
Orangtua: "Saya sedang membuat sandwich. Isian apa yang kamu inginkan?"
Anak: "Kalkun, tolong."
Orangtua: "Apa yang harus saya buat untuk saudaramu?"
Anak: "Kalkun!"
Orangtua: "Itu pasti sandwich yang kamu inginkan karena itu favoritmu. Tapi pikirkan tentang saudaramu."
"Menurutmu bagaimana perasaannya jika dia pulang dan melihat sandwich favoritmu dibuat untuknya?"
Apa yang akan dia katakan tentang sandwich yang dia inginkan?"
Anak: "Dia ingin selai kacang dan jeli?"
Orangtua: "Ya, saya suka bagaimana kamu memikirkan perasaan saudaramu dan apa yang akan membuatnya merasa bahagia."
Saat anak berusia delapan tahun, mereka dapat memahami bahwa perasaan seseorang mungkin tidak disebabkan oleh apa yang terjadi pada mereka saat ini.
Perasaaan seseorang mungkin muncul sebagai hasil dari keadaan kehidupan mereka secara umum.
Anak juga menumbuhkan pemahaman dan empati yang lebih konkret terhadap individu yang tertindas.
Itu sebabnya, orangtua perlu berbicara lebih terbuka dengan anak mengenai apa yang mereka saksikan di televisi atau medsos.
Baca juga: Tips Pola Asuh agar Anak Lebih Cerdas
Ajarkan anak untuk menunjukkan perhatian yang tulus, dukungan, atau berbicara kepada orang lain.
Ketika kita meminta anak untuk berusaha dalam mendapatkan sesuatu, maka kita mengajarkan anak agar mau mendukung orang lain.
Hal ini membantu anak memahami pentingnya komunitas dan kerja sama tim.
Anak akan belajar bersyukur ketika mereka tidak mendapatkan segala sesuatu yang mereka minta.
Ajari anak untuk mengatakan terima kasih. Jika perlu, mintalah anak untuk menuliskan jurnal rasa syukur.
Baca juga: Belajar dari Kesuksesan Pola Asuh ala Bill dan Melinda Gates
Belas kasih dalam komunitas berarti menyatukan gagasan umum untuk melihat orang lain dan mencoba memahami pengalaman hidup mereka.
"Saya mengajak orangtua untuk bekerja meringankan penderitaan tetangga kita, melawan ego kita, dan menghormati kesucian setiap manusia," kata Baxley.
"Ini adalah cara saya menjalani hidup dan bagaimana saya membesarkan anak-anak saya."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.