Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengurangi Limbah Produk Kecantikan, Apa yang Bisa Dilakukan?

Kompas.com - 13/01/2022, 21:36 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saat ini, berbelanja produk kecantikan seperti skincare atau makeup menjadi lebih mudah dilakukan.

Tanpa perlu mendatangi toko langsung, konsumen bisa berbelanja produk kecantikan yang mereka inginkan secara online.

Namun kemudahan ini menimbulkan masalah baru: menumpuknya sampah yang dihasilkan dari industri kecantikan.

Tentunya, hal itu akan berdampak bagi kelestarian lingkungan.

"Masalah sampah di industri kecantikan begitu besar. Sampah bukan hanya berasal dari packaging penjual di e-commerce, tetapi juga dari packaging produk itu sendiri," kata co-founder dan CMO Sociolla, Chrisanti Indiana.

Ia memamparkan hal ini dalam acara pengenalan kampanye Sociolla bertajuk "Waste Down Beauty Up" yang diadakan di Lippo Mall Puri, Jakarta pada Kamis (13/1/2022) siang.

Wanita yang akrab disapa Santi tersebut juga menyadari adanya tren belanja produk kecantikan yang impulsif di masyarakat.

"Belakangan ini kita melihat demand konsumen untuk produk kecantikan juga naik. Tiap minggu ada launching produk baru. Satu brand bikin serum bisa 20 biji."

"Dengan adanya tren-tren ini, orang menjadi fear of missing out (FOMO). Orang beli serum banyak karena ngikutin tren, padahal sebenarnya produk itu enggak mereka butuhkan," tutur Santi.

Berangkat dari fenomena tersebut, Sociolla, brand lokal penyedia produk kecantikan lantas mencetuskan kampanye bertajuk "Waste Down Beauty Up".

Melalui kampanye ini, Sociolla mengajak masyarakat agar lebih bijak dalam membeli produk kecantikan.

"Biasanya kalau orang ngomongin sustainability itu tentang recycle, balikin bungkus produk atau packaging-nya ke toko," kata Santi.

"Tapi buat kita masalahnya bukan itu. Kita ingin memulai dari behaviour konsumen dulu. Setop membeli barang yang kamu gak perlu."

"Gak usah beli produk kalau kalian tidak yakin produk itu cocok, gak usah beli kalau cuma karena tren. Tetapi kita bakal bantu kalian menemukan produk yang cocok," imbuh wanita itu.

Berdasarkan penuturan Santi, ada empat pilar penting dalam kampanye Waste Down Beauty Up.

Pilar yang pertama adalah Look Up on Trusted Reviews. Santi menyarankan untuk membaca review produk terlebih dahulu sebelum berbelanja.

"I think hanya Sociolla brand lokal yang memiliki trusted review, testimoni dari orang-orang yang sudah pernah membeli dan mencoba produk kita. Ini bisa dilihat di aplikasi SOCO," ujar dia.

"Trusted review bisa membantu konsumen untuk memilih keputusan yang tepat."

Berikutnya adalah Try tester in Sociolla stores before buying, yakni mencoba tester produk sebelum membeli.

"Kita mengajak orang untuk tidak hanya lihat terus langsung beli. Cobain dulu produknya. Kalau sudah yakin baru beli," lanjut Santi.

Sociolla juga mendorong konsumen untuk membeli produk kecantikan berukuran kecil sebelum membeli produk berukuran penuh (Buy Mini/Small Size Before Full Size).

"Pilar yang terakhir adalah Gift With Less Waste. Daripada kita beliin teman kita produk ukuran full size, mending kita kasih e-gift card, supaya teman kita bisa memilih sendiri produk yang dia butuhkan," terang Santi.

Langkah lain yang juga ditempuh Sociolla adalah menyetop penggunaan bubble wrap dalam setiap pengiriman produk Sociolla secara online.

Menurut Santi, riset untuk mencari alternatif bubble wrap sudah dilakukan sejak tahun 2019. Namun baru di awal 2022 praktik penggantian bubble wrap mulai dilaksanakan.

"Sekarang, semua shipment produk yang diorder di Sociolla secara online tidak lagi menggunakan bubble wrap. Kita sudah menggantinya dengan material eco-friendly."

Dengan mengganti bubble wrap menjadi material eco-friendly, dalam satu tahun kita bisa mengurangi penggunaan bubble wrap hingga 250.000 meter persegi, kata Santi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com