Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Dongeng: Tradisi Kasih Sayang Orangtua kepada Anak

Kompas.com - 14/01/2022, 07:24 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Fauzi Ramadhan & Ristiana D Putri

MASA kanak-kanak adalah tahap awal perkembangan manusia yang dapat dikatakan istimewa.

Menurut literatur yang dipublikasi oleh Departemen Pendidikan Nasional, pada tahap ini, perkembangan kecerdasan anak meningkat dari 50 persen menjadi 80 persen.

Selain perkembangan kecerdasan, sensitivitas dan motorik juga turut meningkat sehingga dibutuhkan kondisi dan rangsangan yang sesuai agar mencapai masa keemasan (the golden years).

Perkembangan yang terjadi pada masa ini haruslah disokong oleh peran orangtua. Sedari dulu, berbagai usaha dilakukan untuk membantu tumbuh kembang anak, seperti bermain, menemani belajar, atau mendongeng.

Semua kegiatan itu tentunya dilakukan bersama anak.

Mendongeng atau aktivitas bercerita adalah salah satu usaha yang dapat membantu daya imajinasi dan membentuk karakter anak.

Aktivitas dari masa ke masa ini umumnya dilakukan untuk menemani anak dari menjelang tidur hingga terlelap.

Dengan demikian, kedekatan orangtua dengan anak dapat berjalan secara menyenangkan.

Untuk merayakan Hari Ibu pada 18 Desember, Media Anak Grid Network bersama Medio Podcast Network menyelenggarakan lokakarya daring bertajuk “Bangun Kedekatan Orangtua dengan Anak Melalui Dongeng”.

Selain itu, acara ini juga mempromosikan pemahaman tentang cara mendongeng yang baik dan menyenangkan.

Gery Saleh Puraatmadja, atau kerap disapa Paman Gery, merupakan pendongeng yang menjadi pembicara utama dalam acara ini.

Di sini, ia memberikan tips cara-cara mendongeng yang dapat diterapkan oleh orangtua.

Pembacaan yang menjiwai

Tips pertama yang diberikan oleh Paman Gery adalah pembacaan dongeng dengan nyaring (read aloud).

Metode ini terbilang mudah karena orangtua hanya membacakan dongeng dengan jelas, juga memberikan penjiwaan sehingga cerita yang didongengkan terkesan lebih hidup.

Mengacu pada artikel yang dipublikasi oleh Siedlce University of Natural Sciences and Humanities, ketika didongengi, anak sering kali terpengaruh dengan isinya sehingga perkembangan imajinasi meningkat.

Mereka pun dapat menciptakan suatu ‘bentuk’ yang tak pernah diketahui sebelumnya.

Selain itu, anak juga dapat memahami bagaimana cara membaca yang baik dan berani mengkoneksikan peristiwa yang terjadi di dongeng tersebut.

Kolaborasikan dongeng dengan si anak

Tips selanjutnya oleh Paman Gery adalah cerita yang didongengkan tidak harus berasal dari orangtua saja.

Meskipun mereka dapat mencari terlebih dahulu jenis dongeng yang sekiranya anak suka, tetapi anak juga bisa turut andil untuk memilih cerita. Bahkan, anak bebas untuk memodifikasinya.

“Lagi pula, mendongeng tidak perlu selalu mengandalkan cerita populer,” ujar Paman Gery.

Kedinamisan mendongeng akan membawa anak lebih partisipatif dan kritis karena terdapat impuls untuk membangun cerita.

Adapun jika anak ingin bercerita versi dongengnya sendiri, orangtua dapat memberikan kesempatan tanpa adanya justifikasi.

Justru, orangtua harus mentransfer energi positif agar anak semakin berani dan percaya diri.

“Yang terpenting dari mendongeng antara anak dan orangtua adalah kenyamanan dan ikatan yang didapatkan, bukan sekadar isi cerita, berapa halaman, dan siapa tokohnya,” jelas Paman Gery.

Substansi dan medium mendongeng

Dalam mendongeng, orangtua dapat mengawalinya dengan kalimat pembuka imajinasi, seperti “pada suatu hari…”, “di sebuah zaman…”, dan lain sebagainya.

Kalimat tersebut dapat menjadi gerbang berkembangnya daya imajinasi anak.

Suatu riset yang diterbitkan Researchgate dalam VOI menjelaskan bahwa ketika anak mendengarkan dan membaca dongeng, daya pemahamannya akan meningkat.

Supaya lebih berkembang, orangtua dapat memintanya untuk menceritakan ulang dongeng sehingga anak belajar memahami kompleksitas bahasa di dalamnya.

Selain kebahasaan, hal yang perlu diperhatikan menurut Paman Gery adalah penjiwaan yang tepat bagi si anak.

Penjiwaan ini dapat dilakukan dengan menggunakan ekspresi wajah, kontak mata, bahasa tubuh, dan lain sebagainya.

“Tidak hanya itu, orangtua juga dapat memanfaatkan alat bantu, seperti boneka, gambar, atau properti sederhana yang tersedia di sekitar,” kata Paman Gery.

Alur cerita yang ramah anak

Hal ini menjadi salah satu poin penting dalam tips berdongeng. Meskipun kenyamanan dan ikatan merupakan aspek terpenting, tetapi tidak bisa dimungkiri bahwa muatan cerita juga tak kalah penting.

“Tidak semua cerita populer, klasik, atau legenda patut diceritakan ke anak,” ungkap Paman Gery.

Menurut jurnal pendidikan anak yang dipublikasikan oleh Universitas Negeri Yogyakarta, alur cerita yang disampaikan ke anak juga harus sesuai karena perbedaan tahapan perkembangan usia.

Misalnya, dongeng yang sesuai dengan anak berusia 7-8 tahun adalah dongeng legenda, cerita rakyat, atau cerita binatang.

Selain itu, alur ceritanya juga harus bernilai budaya, gender, dan etnis. Tema dan penokohan yang terkandung juga harus memuat nilai-nilai penting.

Apabila orangtua tidak peka dalam membaca cerita, terkadang terdapat unsur-unsur negatif contohnya kekerasan, seperti ancaman, perkelahian, pembunuhan, atau perang; unsur dewasa seperti pacaran atau perkawinan paksa; hingga unsur horor atau sadis seperti hantu, kanibalisme, atau penyiksaan.

Unsur-unsur ini dapat menyebabkan anak cemas dan berefek tidak baik untuk kesehatan mentalnya dalam jangka waktu yang lama.

Kini, selain mencari dan membacakan dongeng, orangtua juga dapat menggunakan media lain seperti siniar (podcast) untuk mendengarkan dongeng bersama anak.

Media Podcast Network dari KG Media mempersembahkan siniar Dongeng Pilihan Orangtua yang menyajikan kisah dari Grid Kids (Bobo, Mombi), Komunitas Kumpul Dongeng Surabaya (Sonora Surabaya), dan juga Nusantara Bertutur (Harian Kompas).

Dengarkan Dongeng Pilihan Orangtua setiap hari Senin, Rabu, dan Jumat hanya di Spotify atau akses melalui tautan berikut https://bit.ly/dpochannel.

Nantikan juga acara virtual lainnya dari siniar Dongeng Pilihan Orangtua.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com