“Ketidakpastian dan informasi yang salah di luar sana sudah sulit bagi orangtua. Jadi pikirkan betapa sulitnya penerimaan informasi itu bagi anak-anak Anda,” kata Meyers.
Karena itu, sampaikan informasi terkait risiko dan keamanan keluarga dengan jelas.
Misalnya, jika ada satu orang anggota keluarga yang immunocompromised (imun lemah), katakanlah bila risiko tertular akan berbeda jika kita sehat dan masih muda.
Intinya, ingatkan anak kalau tingkat ancaman bisa bervariasi. Sebab, Covid-19 memiliki dampak yang berbeda pada setiap orang, tergantung pada kesehatannya.
Jangan berakting “serba tahu”
Jangan berakting layaknya kita paham segalanya. Lebih baik, jelaskan fakta tentang perkembangan varian Omicron sambil terus mempelajarinya perlahan.
“Orangtua harus menjelaskan bahwa ilmu pengetahuan selalu berubah,” kata Meyers.
“Jadi, semakin kita belajar, rekomendasi dan keputusan pun akan berubah,” tambahnya.
Saat stres, kemungkinan kita akan menjelaskan tentang mana yang baik dan mana yang buruk. Itu sangat wajar.
Namun, ingatlah bahwa panduan baik-buruk itu akan terus berubah seiring dengan berkembangnya pandemi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.