Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Hal yang Bisa Dilakukan Orangtua untuk Bantu Anak Hadapi Omicron

Kompas.com - 14/01/2022, 13:59 WIB
Anya Dellanita,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber WebMD

KOMPAS.com - Hadirnya varian Omicron memang membuat semua orang stres, tak terkecuali pada orangtua dan anak.

Apalagi, saat ini sekolah tatap muka sudah dimulai. Tak jarang, orangtua merasa khawatir dan cemas karenanya.

Andrea Bonior, seorang psikolog klinis bersertifikat di Washington DC dan penulis dari Detox Your Thoughts pun memahaminya. Namun menurutnya, ada beberapa cara untuk membuat semuanya terasa lebih mudah.

Menurutnya, lebih baik pikirkan tindakan yang kita lakukan secara seksama. Lalu, sadari bahwa ketidakpastian ini membuat orang cemas.

Selain itu, tentu orangtua harus tetap hadir mendampingi anak-anaknya.

Sebab, anak-anak telah melalui dua tahun hidupnya dalam pandemi. Jadi, tak heran bila anak merasa kelelahan dan mendapati Omicron jauh lebih menyeramkan dari yang kita duga.

Nah, untuk membantu orangtua menolong anaknya menghadapi pandemi dengan varian Omicron, Steven Meyers, PhD, profesor dan ketua psikologi di Universitas Roosevelt di Chicago, punya solusinya.

Berikut lima tips dari Meyers, seperti dilansir dari WebMD.

1. Berikan informasi yang tepat pada anak

Berikan informasi tentang gelombang Omicron yang dapat dimengerti anak. Jadi, sesuaikan dengan umurnya.

“Ketidakpastian dan informasi yang salah di luar sana sudah sulit bagi orangtua. Jadi pikirkan betapa sulitnya penerimaan informasi itu bagi anak-anak Anda,” kata Meyers.

Karena itu, sampaikan informasi terkait risiko dan keamanan keluarga dengan jelas.

Misalnya, jika ada satu orang anggota keluarga yang immunocompromised (imun lemah), katakanlah bila risiko tertular akan berbeda jika kita sehat dan masih muda.

Intinya, ingatkan anak kalau tingkat ancaman bisa bervariasi. Sebab, Covid-19 memiliki dampak yang berbeda pada setiap orang, tergantung pada kesehatannya.

Jangan berakting “serba tahu”

Jangan berakting layaknya kita paham segalanya. Lebih baik, jelaskan fakta tentang perkembangan varian Omicron sambil terus mempelajarinya perlahan.

“Orangtua harus menjelaskan bahwa ilmu pengetahuan selalu berubah,” kata Meyers.

“Jadi, semakin kita belajar, rekomendasi dan keputusan pun akan berubah,” tambahnya.

Saat stres, kemungkinan kita akan menjelaskan tentang mana yang baik dan mana yang buruk. Itu sangat wajar.

Namun, ingatlah bahwa panduan baik-buruk itu akan terus berubah seiring dengan berkembangnya pandemi.

Diskusikan apa arti keamanan bagi semua orang

Jika anak mengatakan bahwa dia tidak ingin ke sekolah karena takut tertular Covid, dengarkan kekhawatirannya.

Setelah itu, coba jelaskan dengan tenang bahwa kita dan anak telah mengikuti aturan keamanan dengan baik, termasuk mendapatkan vaksinasi.

“Ingatlah bahwa setiap orang di keluarga kita akan memiliki reaksi dan kekhawatiran berbeda dalam menanggapi hal ini,” kata Meyers.

Waspadalah terhadap tanda-tanda gangguan kecemasan
\
Semua orangtua mungkin menyadari bahwa anak-anak mengalami stres, gangguan kecemasan, dan lelah akibat pandemi.

Menurut Meyers, biasanya anak, terutama remaja, akan menyimpan ketakutannya pada diri sendiri. Ada pula yang mencurahkan ketakutannya melalui unggahan media sosial yang salah.

Selain itu terkadang ada anak remaja yang mengeluh sakit kepala, sakit perut, atau sulit tidur saat sedang stres.

Jadi, orangtua harus waspada terhadap tanda-tanda kecemasan itu dan selalu menjaga agar komunikasi tetap terbuka.

Bantu remaja menghadapi FOMO

Tak jarang seorang remaja akan mengalami FOMO (fear of missing out/takut tertinggal) saat melihat teman seusianya berpesta dan berkumpul bersama.

Namun tenang saja, Meyers berpendapat bahwa orangtua bisa mengubah FOMO menjadi sesuatu yang baik.

“Tekankan kebajikan dalam keselamatan,” katanya.

“Cobalah untuk membantu anak remaja Anda menyadari bahwa rasa takutnya dapat berbuah manis,” sambungnya.

Misalnya, dengan mengatakan bahwa jika mengikuti protokol kesehatan dan tidak ikut berkerumun, kita bisa melindungi orang-orang yang disayangi.

“Itu mungkin kedengarannya tidak menyenangkan, tapi ini sangat penting. Orangtua perlu menjadikan perhatian sebagai bentuk kekuatan sejati, bukan hadiah hiburan yang lemah,” ujar Meyers.

Baca juga: Deretan Makanan yang Baik Dikonsumsi Jika Tertular Omicron

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber WebMD
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com